15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Tanduk-tanduk binatang yang seperti anak domba dan suara naga dari lambang itu<br />

menunjukkan kontradiksi hebat antara pengakuan dan praktek bangsa yang dilambangkan.<br />

"Berbicara" suatu bangsa adalah tindakan kekuasaan legislatif dan yudikatifnya. Oleh tindakan<br />

seperti itu ia akan berdusta kepada prinsip-prinsip kebebasan dan kedamaian yang telah<br />

ditetapkannya sebagai landasan kebijakannya. Ramalan bahwa ia akan berbicara "seperti naga"<br />

dan menggunakan "seluruh kuasa binatang yang pertama itu," dengan jelas meramalkan<br />

pengembangan roh tidak toleran (timbang rasa) dan penganiayaan yang ditunjukkan oleh<br />

bangsa-bangsa yang dilambangkan oleh naga dan binatang yang seperti macan tutul itu. Dan<br />

pernyataan bahwa binatang dengan <strong>dua</strong> tanduk yang "menyebabkan seluruh bumi dan semua<br />

penghuninya menyembah binatang pertama," menunjukkan bahwa kekuasaan bangsa ini akan<br />

digunakan untuk memaksakan penurutan yang akan menjadi tindakan penghormatan kepada<br />

kepausan.<br />

Tindakan seperti itu akan secara langsung bertentangan kepada prinsip-prinsip pemerintahan<br />

negeri ini, kepada keaslian lembaga-lembaga yang bebas, kepada pengakuan langsung dan<br />

sungguh-sungguh The Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan), dan kepada<br />

Constitution (Konstitusi). Para pendiri bangsa ini dengan bijak berusaha mengawasi<br />

penggunaan kekuasaan sekular atas pihak gereja, dengan akibat yang tidak dapat dihindarkan --<br />

tiadanya toleransi (tenggang rasa) dan penganiayaan. Konstitusi menetapkan bahwa "Kongres<br />

tidak boleh membuat peraturan atau undang-undang untuk menghormati pendirian suatu agama<br />

atau melarang pelaksanaannya," dan bahwa "tidak boleh dituntut ujian agama sebagai<br />

persyaratan bagi suatu jabatan perusahaan umum di Amerika Serikat." Hanya pelanggaran<br />

terang-terangan kepada perlindungan kebebasan nasional saja, pemeliharaan atau pelaksanaan<br />

sesuatu agama dapat dipaksa oleh kekuasaan sipil. Tetapi ketidak-tetapan tindakan seperti itu<br />

tidak lebih besar dari yang digambarkan dalam lambang itu. Binatang bertanduk yang<br />

menyerupai anak domba itulah -- dalam pengakuan murni, lemah lembut, dan tidak berbahaya, -<br />

- yang berbicara seperti naga.<br />

"Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk<br />

menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun tetap hidup itu." Di sini digambarkan<br />

dengan jelas suatu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan legislatif ada di tangan rakyat, suatu<br />

bukti yang sangat nyata bahwa Amerika Serikat adalah suatu negara yang disebutkan di dalam<br />

nubuatan. Akan tetapi apakah "patung binatang itu?" dan bagaimana caranya mendirikan patung<br />

itu? Patung itu dibuat oleh binatang bertanduk <strong>dua</strong>, dan itu adalah patung binatang yang<br />

pertama, binatang yang luka namun tetap hidup. Juga dikenal dengan patung dari binatang itu.<br />

Kemudian untuk mengetahui bentuk patung itu, dan bagaimana ia dibentuk, kita harus<br />

mempelajari ciri-ciri binatang itu sendiri -- kepausan.<br />

Bilamana gereja yang mula-mula itu menjadi korup karena berpaling dari kesederhanaan<br />

Injil dan menerima upacara- upacara kekafiran dan adat istiadat mereka, maka gereja<br />

kehilangan Roh dan kuasa Allah; dan agar supaya dapat mengendalikan hati nurani rakyat, ia<br />

mendukung kekuasaan sekular. Akibatnya ialah kepausan, sebuah gereja yang mengendalikan<br />

kekuasaan negara, dan menggunakannya untuk mencapai tujuan-tujuannya terutama dalam<br />

295

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!