15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

mereka benar-benar korban penipuan para biarawan. Para biarawan terus menguasai masyarakat<br />

banyak yang berpegang pada ketakhyulan, dan menuntun mereka mempercayai bahwa<br />

kewajiban keagamaan adalah terdiri dari mengakui supremasi paus, memuja orang-orang<br />

kudusnya, dan memberikan pemberian kepada para biarawan; dan dengan melakukan hal-hal itu<br />

sudah cukup untuk mendapatkan suatu tempat di surga.<br />

Kaum cendekiawan dan orang-orang saleh telah bekerja dengan sia- sia untuk melakukan<br />

suatu pembaharuan pada ordo biarawan ini. Tetapi Wycliffe, dengan pandangan yang lebih jelas,<br />

menghantam pada akar kejahatan itu, dengan mengatakan bahwa sistem itu sendiri adalah salah,<br />

dan oleh sebab itu harus dihapuskan. Timbullah perbincangan dan pertanyaan. Sementara<br />

biarawan-biarawan itu menjelajahi negeri untuk menjual surat pengampunan paus, banyak yang<br />

sangsi mengenai kemungkinan membeli pengampunan dengan uang. Mereka heran mengapa<br />

tidak mencari pengampunan dari Allah gantinya dari paus Roma. (lihat Lampiran). Banyak<br />

yang sudah sadar mengenai ketamakan para biarawan, yang kerakusannya tampaknya tidak<br />

terpuaskan. "Para biarawan dan imam-imam Roma," kata mereka, "telah menggerogoti kita<br />

seperti penyakit kanker. Allah mesti melepaskan kita, kalau tidak orang-orang akan binasa." --<br />

D'Aubigne, b. 17, Ch. 7. Untuk menutupi ketamakan mereka, para biarawan peminta-minta ini<br />

mengatakan bahwa mereka mengikuti teladan Juru Selamat. Mereka mengatakan bahwa Yesus<br />

dengan murid-murid-Nya telah di dukung oleh sumbangan derma orang-orang. Pernyataan ini<br />

merusak usaha mereka sendiri, karena dengan demikian banyaklah orang di tuntun kepada<br />

Alkitab untuk mempelajari kebenaran -- suatu akibat yang paling tidak disukai Roma. Pikiran<br />

manusia tidak diarahkan kepada Sumber kebenaran, yang selama ini dengan sengaja ditutupi.<br />

Wycliffe mulai menulis dan menyiarkan selebaran menentang para biarawan, namun ia<br />

berusaha untuk tidak menimbulkan perselisihan dengan mereka sementara ia menarik perhatian<br />

orang-orang kepada pengajaran Alkitab dan Pengarangnya. Ia menyatakan bahwa kuasa<br />

pengampunan atau pengucilan yang dimiliki oleh paus tidaklah lebih besar derajatnya dari yang<br />

dimiliki oleh imam-imam biasa, dan bahwa tak seorangpun benar-benar dikucilkan kecuali<br />

sebelumnya ia telah mendapat hukuman dari Allah. Tidak ada cara yang lebih berhasil yang<br />

dapat dilakukan untuk menggulingkan dominasi raksasa kerohanian dan duniawi yang telah<br />

didirikan oleh paus, dimana badan dan jiwa berjuta-juta orang di tawan. Sekali lagi Wycliffe<br />

dipanggil untuk mempertahankan hak-hak kerajaan Inggeris melawan pelanggaran-pelanggaran<br />

Roma. Dan karena ia di angkat menjadi duta kerajaan Inggeris, ia tinggal <strong>dua</strong> tahun di Negeri<br />

Belanda untuk bermusyawarah dengan pejabat-pejabat tinggi (komisaris) paus. Disini ia<br />

berkesempatan berkomunikasi dengan pendeta-pendeta dari Perancis, Italia dan Spanyol, dan<br />

berkesempatan melihat ke balik layar, dan memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal yang<br />

selama ini tersembunyi baginya di Inggeris. Ia banyak mempelajari hal-hal yang kelak berguna<br />

bagi pekerjaannya di kemudian hari. Dari para utusan istana kepausan, ia mengerti sifat dan<br />

tujuan yang sebenarnya hirarki. Ia kembali ke Inggeris untuk mengulangi pengajaranpengajarannya<br />

yang sebelumnya dengan cara yang lebih terbuka dan dengan semangat yang<br />

lebih besar. Ia mengatakan bahwa ketamakan, kesombongan dan penipuan adalah ilah-ilah<br />

Roma.<br />

47

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!