15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Bab 7 — Revolusi Dimulai<br />

Martin Luther adalah seorang yang terkemuka dari orang-orang yang terpanggil untuk<br />

memimpin gereja ke luar dari kegelapan kepausan kepada terang iman yanag lebih mumi.<br />

Seorang yang bersemangat, rajin dan berserah, tidak mengenal rasa takut kecuali takut kepada<br />

Allah, dan mengakui tidak ada dasar iman keagamaan kecuali Alkitab. Luther adalah tokoh<br />

pada zamannya. Melalui dia Allah melakukan pekerjaan-pekerjaan besar untuk pembaruan<br />

gereja dan menerangi dunia. Seperti pesuruh-pesuruh Injil yang pertama, Luther muncul dari<br />

lapisan masyarakat miskin. Masa kecilnya dihabiskan di rumah sederhana seorang petani<br />

Jerman. Dengan pekerjaan sehari-hari sebagai seorang pekerja tambang, ayahnya dapat<br />

menyekolahkannya. Ayahnya berniat agar Luther kelak menjadi seorang pengacara. Tetapi<br />

Allah bermaksud membuat dia menjadi seorang pembangun di bait-Nya yang kudus yang<br />

berkembang begitu lambat selama berabad-abad. Kesukaran, penderitaan dan tindakan disiplin<br />

adalah sekolah di mana Yang Mahabijak mempersiapkan Luther bagi suatu misi penting dalam<br />

hidupnya.<br />

Ayah Luther adalah seorang yang berpikiran kuat dan aktif, dan mempunyai tabiat yang<br />

teguh, jujur, tabah dan lurus. Ia setia kepada keyakinan tugasnya walau apa pun akibatnya.<br />

Nuraninya yang sejati menuntunnya tidak percaya kepada sistem biara. Ia sangat tidak senang<br />

pada waktu Luther memasuki biara tanpa persetujuannya. Selama <strong>dua</strong> tahun hubungan mereka<br />

tidak baik karenanya, dan sesudah berdamai kembali pun pendirian ayahnya tetap sama.<br />

Orangtua Luther sangat memperhatikan pendidikan dan pelatihan anakanaknya Mereka<br />

berusaha mengajarkan pengetahuan akan Allah dan mempraktikkan kebijakan Kristen. Doa-doa<br />

ayahnya sering dinaikkan de-ngan didengar oleh anaknya, agar anaknya boleh mengingat nama<br />

Tuhan, dan pada suatu hari membantu memajukan kebenaran-Nya. Setiap kesempatan untuk<br />

memupuk moral dan intelektual yang diberikan oleh kehidupan mereka yang keras kepada<br />

mereka untuk dinikmati, selalu dikembangkan oleh orangtua ini. Mereka berusaha dengan<br />

sungguh-sungguh dan dengan sabar untuk mempersiapkan anak-anak mereka bagi suatu<br />

kehidupan yang saleh dan berguna. Dengan keteguhan dan kekuatan tabiat kadang-kadang<br />

mereka melatih terlalu keras. Tetapi Pembaru itu sendiri, meskipun menyadari bahwa dalam<br />

berbagai hal mereka salah, menemukan dalam disiplinnya lebih banyak dukungan daripada<br />

hukuman.<br />

Di sekolah, di mana ia belajar pada masa mudanya, Luther diperlakukan dengan kasar dan<br />

bahkan dengan kejam. Orangtuanya sangat miskin, sehingga pada waktu ia bersekolah di kota<br />

lain, diharuskan mencari makan sendiri dengan menyanyi dari satu rumah ke rumah yang lain,<br />

dan sering ia harus menahan lapar. Pemikiran agama yang gelap dan penuh ketakhyulan yang<br />

merajalela membuat ia ketakutan. Ia berbaring pada waktu malam dengan hati yang sedih,<br />

memandang ke masa depan yang gelap dengan gemetar, dan dengan ketakutan yang terusmenerus<br />

menganggap Allah itu sebagai hakim yang lalim yang tidak menaruh belas kasihan,<br />

seorang tiran jahat, bukannya seorang Bapa Surgawi yang baik hati.<br />

73

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!