15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Bab 33 — Penipuan Besar Pertama<br />

Setan memulai usahanya menipu manusia pada permulaan sejarah manusia itu. Ia yang telah<br />

menghasut pemberontakan di Surga, ingin membawa penduduk bumi bersatu dengan dia dalam<br />

suatu peperangan melawan pemerintahan Allah. Adam dan Hawa telah menikmati kebahagiaan<br />

yang sempurna dalampenurutan kepada hukum Allah, dan kenyataan ini menjadi kesaksian<br />

yang senantiasa menentang tuduhan yang dilancarkan Setan di Surga, bahwa hukum Allah itu<br />

bersifat menindas, dan berlawanan dengan kebaikan makhluk ciptaan-Nya. Dan lebih jauh,<br />

kecemburuan Setan timbul pada waktu ia melihat tempat kediaman yang indah, yang disediakan<br />

bagi pasangan yang tidak berdosa itu. Ia berketetapan untuk menjatuhkan mereka, agar, kalau<br />

mereka sudah terpisah dari Allah dan takluk dibawah kekuasaannya, ia dapat menguasai dunia<br />

ini, dan mendirikan kerajaannya di sini, untuk melawan Yang Mahatinggi.<br />

Seandainya Setan menyatakan dirinya dalam tabiatnya yang sebenarnya, ia akan segera<br />

ditolak, karena Adam dan Hawa telah diamarkan mengenai musuh yang berbahaya itu. Tetapi ia<br />

bekerja dalam kegelapan, menyembunyikan maksudnya, agar ia dapat mencapai tujuannya<br />

dengan efektif. Dengan menggunakan ular sebagai alat perantaranya, makhluk yang<br />

mempesona penampilannya, ia berkata kepada Hawa, "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon<br />

dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" (Kej. 3:1). Seandainya Hawa menahan<br />

diri untuk tidak terlibat perdebatan dengan sipenggoda itu, maka ia akan aman; tetapi ia<br />

memberanikan diri untuk bermusyawarah dengan Setan itu, dan jatuhlah seorang korban ke<br />

dalam tipu muslihatnya. Dengan cara yang demikian masih banyak orang yang dikalahkan.<br />

Mereka bimbang dan memperdebatkan tuntutan Allah; dan gantinya menuruti perintah-perintah<br />

ilahi, mereka menerima teori-teori manusia, yang hanya menyembunyikan tipu muslihat Setan.<br />

"Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: Buah pohon-pohon dalam taman ini boleh<br />

kamimakan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman Allah berfirman:<br />

Jangan kamu makan atau raba buah itu, nanti kamu mati. Tetapi ular itu berkata kepada<br />

perempuan itu: Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu<br />

kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang<br />

yang baik dan yang jahat." (Kej. 3:2-5). Ia menyatakan bahwa mereka akan menjadi seperti<br />

Allah, memiliki hikmat yang lebih besar daripada sebelumnya, dan sanggup menempati<br />

kedudukan atau keberadaan yang lebih tinggi. Hawa takluk kepada pencobaan; dan melalui<br />

pengaruhnya Adam ikut berdosa. Mereka menerima perkataan ular itu, bahwa Allah tidak<br />

bersungguh-sungguh dengan ucapan-Nya. Mereka menyangsikan Pencipta mereka, dan<br />

menganggap bahwa Ia membatasi kebebasan mereka, dan bahwa mereka bisa memperoleh<br />

hikmat besar dan kemuliaan dan keagungan oleh melanggar hukum-Nya.<br />

Tetapi apakah yang ditemukan Adam, setelah ia jatuh ke dalam dosa, yang menjadi arti<br />

kata-kata "pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati?" Apakah ia dapati, seperti yang<br />

dikatakan Setan, bahwa ia akan menjadi lebih mulia dan agung? Dan ada satu kebaikan yang<br />

diperoleh dari pelanggaran, dan Setanlah sebagai yang sudah terbukti sebagai penolong manusia.<br />

Tetapi Adam mendapati bukan ini yang menjadi arti dari kalimat ilahi itu. Allah menyatakan<br />

358

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!