15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

hukum ilahi dikesampingkan sama sekali, maka hukum-hukum manusiapun akan segera<br />

diabaikan. Oleh karena Allah melarang perbuatan-perbuatan yang tidak jujur, ketamakan, dusta<br />

dan penipuan, manusia bersedia menginjak-injak hukum-hukum-Nya itu yang menjadi<br />

penghalang kepada kemakmuran duniawi mereka; tetapi akibat dari menghilangkan laranganlarangan<br />

itu adalah sesuatu yang tidak mereka perhitungkan. Jikalau hukum itu tidak berlaku<br />

lagi atau tidak lagi mengikat, mengapa harus takut melanggarnya? Harta tidak lagi aman.<br />

Orang-orang akan mengambil milik tetangga dengan kekerasan; dan orang paling kuat akan<br />

menjadi orang yang paling kaya. Kehidupan itu sendiri tidak lagi dihormati. Sumpah<br />

perkawinan tidak lagi berdiri sebagaibenteng yang melindungi keluarga. Ia yang kuat, kalau ia<br />

mau, akan mengambil isteri tetangga dengan kekerasan. Hukum yang kelima akan<br />

dikesampingkan bersama-sama dengan hukum yang keempat. Anak-anak tidak lagi takut<br />

membunuh orang tua mereka, kalau dengan berbuat demikian mereka boleh mencapai<br />

keinginan hatinya yang bejat. Dunia yang beradab akan menjadi kelompok-kelompok para<br />

perampok dan pembunuh. Dan damai, ketenangan dan kebahagiaan akan lenyap dari dunia ini.<br />

Doktrin yang mengatakan bahwa manusia dibebaskan dari penurutan kepada tuntutan Allah<br />

telah melemahkan kuasa tanggungjawab moral, dan membuka pintu banjir kejahatan di dunia<br />

ini. Pelanggaran hukum, pemborosan dan korupsi sedang melanda kita bagaikan gelombang<br />

pasang yang menyapu. Setan juga bekerja di dalam keluarga. Benderanya dikibarkan, bahkan di<br />

rumahtangga yang mengaku rumahtangga Kristen. Di sana terdapat iri hati, prasangka buruk,<br />

kemunafikan, kerenggangan hubungan, persaingan, perselisihan, pengkhianatan terhadap tugastugas<br />

suci, pemanjaan hawa nafsu. Seluruh sistem prinsip dan doktrin keagamaan, yang harus<br />

membentuk dasar dan kerangka kehidupan sosial, tampak goyah dan siap untuk jatuh dan<br />

hancur berantakan. Para penjahat yang paling menjijikkan, bilamana dijebloskan ke dalam<br />

penjara oleh karena pelanggaran-pelanggaran mereka, sering dijadikan penerima hadiah dan<br />

perhatian, seolah-olah mereka telah mencapai sesuatu prestasi istimewa. Sifat dan kejahatan<br />

mereka dipublikasikan secara luas. Pers menyiarkan secara rinci kejahatan itu, sehingga<br />

memberikan pengetahuan baru bagiorang lain untuk melakukan penipuan, perampokan dan<br />

pembunuhan. Dan Setan bersukaria atas keberhasilan rencana jahatnya itu. Kesenangan berbuat<br />

jahat, pembunuhan kejam, semakin meningkatnya sifat tidak bertarak dan kejahatan dari setiap<br />

bagian dan tingkatan, harus membangunkan semua orang yang takut kepada Allah, dan<br />

menanyakan apa yang bisa dilakukan untuk menghentikan gelombang pasang kejahatan itu.<br />

Hakim-hakim pengadilan tidak jujur lagi. Para penguasa digerakkan oleh keinginan untuk<br />

memperoleh keuntungan dan cinta akan kesenangan hawa nafsu. Sifat tidak mengendalikan diri<br />

telah menggelapkan keadaan banyak orang, sehingga Setan telah hampir mengendalikan mereka<br />

seluruhnya. Para juri digoda, disogok dan ditipu. Kemabukan, pestapora, kedengkian, segala<br />

jenis ketidakjujuran, dinyatakan diantara mereka yang menjalankan undang-undang "Hukum<br />

telah terdesak ke belakang, dan keadilan berdiri jauh-jauh, sebab kebenaran terserandung di<br />

tempat umumdan ketulusan ditolak orang." (Yes. 59:14).<br />

Kejahatan dan kegelapan rohani yang merajalela di bawah supremasi Roma adalah akibat<br />

yang tidak dapat dihindarkan dari penindasannya atas Alkitab, tetapi di manakah ditemukan<br />

397

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!