15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

25:9,40). Dan Rasul Paulus berkata, bahwa kemah suci yang pertama itu, "adalah kiasan masa<br />

sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan;" bahwa bilik yang<br />

kudusnya adalah "melambangkan apa yang ada di Surga;" bahwa imam yang<br />

mempersembahkan persembahan sesuai dengan hukum adalah "gambaran dan bayangan dari<br />

apa yang ada di Surga," dan bahwa "Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan<br />

manusia, yang hanya merupakan gambaran saja dariyang sebenarnya, tetapi ke dalam Surga<br />

sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita." (Iberani 9:9,23; 8:5; 9:24).<br />

Tempat kudus yang di Surga, dimana Yesus melayani demi kita, adalah tempat kudus besar<br />

yang asli. Kemah suci yang dibangun oleh Musa mencontoh dari tempat kudus ini. Allah<br />

mencurahkan Roh-Nya ke atas orang-orang yang membangun kemah suci duniawi. Ketrampilan<br />

artistik yang diperagakan dalam pembagunan tempat kudus itu adalah manifestasi hikmat ilahi.<br />

Dinding-dinding yang tampak bagaikan emas besar memantulkan ke segala penjuru sinar<br />

ketujuh kandil dari kaki dian emas itu. Meja roti pertunjukan dan mezbah pedupaan berkilaukilau<br />

bagaikan emas mengkilat. Tirai yang maha indah yang membentuk langit-langit, yang<br />

dihiasi dengan gambar-gambar malaikat dengan warna biru, ungu dan merah menambah<br />

keelokan pemandangan. Dan di balik selubung ke<strong>dua</strong> terdapat sinar shekinah suci, sebagai<br />

manifestasi kemuliaan Allah, yang kehadirat-Nya hanya imam besar yang bisa masuk dan tetap<br />

hidup.<br />

Keindahan yang tiada taranya tempat kudus duniawi itu merefleksikan kepada pandangan<br />

manusia kemuliaan kaabah Surgawi dimana Kristus, penghulu kita, melayani bagi kita di<br />

hadirat takhta Allah. Tempat tinggal Raja segala raja itu, dimana seribu kali beribu-ribu<br />

melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri dihadapan-Nya (Dan. 7:10); kaabah itu<br />

dipenuhi kemuliaan takhta kekal, dimana serapim, sebagai pengawalnya yang bercahaya,<br />

menyelubungi wajahnya dalam sikap hormat. Keindahan dan kemuliaan yang terdapat pada<br />

bangunan indah yang di dunia ini yang dibangun oleh tangan manusia hanyalah refleksi yang<br />

redup dari kebesaran dan kemuliaan tempat kudus Surgawi. Namun kebenaran-kebenaran<br />

penting mengenai tempat kudus Surgawi dan mengenai pekerjaan-pekerjaan besar yang<br />

dilaksanakan di sana yang dijalankan untuk penebusan manusia telah diajarkan oleh tempat<br />

kudus duniawi dan upacara-upacaranya.<br />

Tempat-tempat suci kudus kaabah Surgawi dilambangkan oleh ke<strong>dua</strong> bilik di kaabah yang<br />

di dunia ini. Di dalam penglihatan, Rasul Yohanes diizinkan melihat kaabah Allah di Surga, ia<br />

melihat di sana "tujuh obor menyala-nyala dihadapan takhta itu." (Wah. 4:5). Ia melihat seorang<br />

malaikat "dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyaan untuk<br />

dipersembahkan bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas dihadapan<br />

takhta itu." (Wah. 8:3). Di sini nabi telah diizinkan memandang bilik yang pertama tempat<br />

kudus di Surga itu; dan ia melihat di sana "tujuh obor menyala-nyala" dan "mezbah emas"<br />

dilambangkan oleh kaki dian dan dupa dalam tempat kudus yang di dunia ini. Sekali lagi,<br />

"terbukalah Bait Suci Allah yang di Surga," dan ia melihat selubung bagian dalam, di atas bilik<br />

yang maha suci. Di sini ia melihat "tabut perjanjian-Nya" yang dilambangkan oleh peti kudus<br />

yang dibangun oleh Musa yang berisi hukum Allah.<br />

275

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!