15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

yang ke<strong>dua</strong> kali.Kerajaan kasih karunia didirikan segera setelah kejatuhan manusia, pada waktu<br />

rencana dibuat untuk menebus umat manusia yang sudah berdosa. Kerajaan itu ada dalam<br />

rencana dan janji Allah. Dan melalui iman, manusia dapat menjadi warganya. Tetapi kerajaan<br />

itu belum betul-betul didirikan sebelum kematian Kristus. Bahkan sebenarnya setelah memasuki<br />

misi-Nya di dunia ini, Juru Selamat, karena merasa letih dengan kekerasan hati dan<br />

pendurhakaan manusia, dapat menarik diri dari pengorbanan di Golgota. Di taman Getsemane<br />

cawan penderitaan gemetar dalam tangan-Nya. Sebenarnya Ia bahkan dapat menghapus<br />

keringat darah dari dahi-Nya, dan membiarkan umat manusia yang berdosa itu binasa dalam<br />

kejahatannya. Seandainya Ia berbuat demikian, maka tidak akan ada penebusan bagi manusia<br />

yang sudah jatuh itu. Akan tetapi bilamana Juru Selamat menyerahkan hidup-Nya, dan dengan<br />

hembusan nafas-Nya Ia berseru, "Sudah selesai," barulah kegenapan rencana penebusan<br />

dipastikan. Janji keselamatan yang diberikan kepada pasangan di taman Eden (Firdaus)<br />

diratifikasi. Kerajaan kasih karunia, yang sebelumnya ada oleh karena janji Allah, sekarang<br />

didirikan.<br />

Dengan demikian kematian Kristuslah peristiwa yang dianggap oleh murid-murid sebagai<br />

kebinasaan terakhir pengharapan mereka -- adalah yang membuat kerajaan kasih karunia itu<br />

pasti selama-lamanya. Sementara kematian itu membawa kekecewaan berat bagi mereka, itu<br />

adalah suatu klimaks bahwa iman mereka telah tepat. Peristiwa yang telah membawa dukacita<br />

dan keputusasaan bagi mereka adalah yang membuka pintu pengharapan kepada setiap anak<br />

Adam, dan di dalam mana berpusat kehidupan masa datang dan kebahagiaan kekal semua umat<br />

Allah yang pada segala zaman. Tujuan anugerah kekal sedang mencapai kegenapannya bahkan<br />

melalui kekecewaan murid-murid itu. Sementara hati mereka dimenangkan oleh kasih karunia<br />

ilahi dan kuasa pengajaran-Nya, yang "berkata-kata seperti yang belum pernah seorangpun<br />

berkata-kata," namun kasih mereka kepada Yesus bagaikan percampuran emas murni dengan<br />

logam campuran kesombongan dunia dan ambisi-ambisi yang mementingkan diri. Bahkan<br />

dalam ruangan Paskah pada saat khidmat pada waktu Guru mereka bersiap memasuki bayangbayang<br />

Getsemane, ada "pertengkaran diantara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat<br />

dianggap terbesar diantara mereka." (Lukas 22:24).<br />

Penglihatan atau visi mereka dipenuhi oleh takhta, mahkota, dan penderitaan taman<br />

Getsemane, gedung pengadilan dan salib Golgota. Adalah kesombongan hati mereka, kehausan<br />

mereka terhadap kemuliaan duniawi, yang menuntun mereka bergantung begitu kuat kepada<br />

ajaran- ajaran palsu zaman mereka, dan membiarkan kata-kata Juru Selamat berlalu tanpa<br />

diperhatikan, yang menunjukkan sifat kerajaan-Nya yang benar, dan menunjuk ke depan kepada<br />

penderitaan dan kematian-Nya. Dan kesalahan-kesalahan ini mengakibatkan datangnya<br />

pencobaan -- tajam tetapi diperlukan -- yang diizinkan demi perbaikan mereka. Walaupun<br />

murid-murid itu salah mengerti arti pekabaran mereka, dan telah gagal menyadariharapanharapan<br />

mereka, namun mereka telah mengkhotbahkan amaran yang diberikan Allah kepada<br />

mereka, dan Tuhan akan menghargai iman mereka dan menghormati penurutan mereka. Kepada<br />

mereka dipercayakan pekerjaan penyiaran ke seluruh bangsa kabar Injil mulia Tuhan mereka<br />

yang telah bangkit. Untuk persiapan kepada pekerjaan inilah sehingga pengalaman yang<br />

tampaknya pahit bagi mereka diizinkan datang.<br />

226

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!