15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

ia melarikan diri, memperlakukannya tidak sekejam sebelumnya, meskipun ia tetap meringkuk<br />

dalam penjara selama setahun.<br />

Kematian Huss tidak berakibat seperti yang diharapkan oleh pengikutpengikut kepausan.<br />

Pelanggaran terhadap surat jaminan keamanan telah membangkitkan badai kemarahan. Dan<br />

sebagai cara yang lebih am an, konsili memutuskan untuk memaksa Jerome, kalau mungkin,<br />

untuk menarik mundur pernyataannya, sebagai ganti membakarnya. Ia dibawa menghadap<br />

mahkamah, dan memberikan pilihan untuk menarik kembali pemyataannya, atau mati di tiang<br />

gantungan pembakaran. Kematian pada permulaan penahanannya adalah merupakan belas<br />

kasihan jika dibandingkan dengan penderitaan hebat yang telah dialaminya. Tetapi sekarang,<br />

setelah dilemahkan oleh penyakit, oleh kekakuan penjaranya, dan siksaan kecemasan dan<br />

ketegangan, dipisahkan dari teman-temannya, dan terpukul oleh kematian Huss, maka<br />

keteguhan hati Jerome pun luluhlah sudah. Dan ia setuju untuk menyerah kepada konsili. Ia<br />

berjanji kepada dirinya untuk mematuhi imam Katolik, dan menerima tindakan konsili dalam<br />

melarang ajaran-ajaran Wycliffe dan Huss, namun kecuali “kecuali kebenaran kudus,” yang<br />

mereka telah ajarkan.—Bonnechose, Jld. II, hlm. 141.<br />

Dengan cara ini Jerome berusaha untuk mendiamkan suara hati nuraninya dan melepaskan<br />

diri dari kebinasannya. Akan tetapi di dalam keterasingannya di penjara bawah tanah ia melihat<br />

lebih jelas apa yang telah dilakukannya. Ia memikirkan keberanian dan kesetiaan Huss, bertolak<br />

belakang dengan penyangkalannya akan kebenaran itu. Ia memikirkan Tuhannya yang kepada-<br />

Nya ia telah beijanji untuk melayani, dan demi kepentingannya sendiri bersedia menanggung<br />

kematian di kayu salib. Sebelum menarik kembali pernyataannya ia memperoleh penghiburan<br />

atas semua penderitaannya, dan kepastian memperoleh kasih Allah. Tetapi sekarang, penyesalan<br />

yang dalam dan keragu-raguan menyiksa jiwanya. Ia tahu bahwa masih banyak penarikan<br />

pernyataan yang harus dilakukannya sebelum ia berdamai dengan Roma. Jalan yang sekarang ia<br />

lalui bisa berakhir hanya dengan kemurtadan penuh. Akhirnya ia membuat keputusan: ia tidak<br />

akan menyangkal Tuhannya hanya untuk kelepasan sementara dari penderitaan.<br />

Kemudian ia dibawa kembali menghadap konsili. Penyerahannya belum memuaskan para<br />

hakimnya. Kehausan mereka akan darah yang dirangsang oleh kematian Huss, mendesak<br />

mereka untuk mendapatkan korban baru. Hanya dengan penyerahan tanpa syarat kebenaran itu<br />

Jerome dapat mempertahankan hidupnya. Tetapi ia telah menetapkan untuk berpegang pada<br />

imannya, dan mengikuti jejak saudara martirnya, Huss, ke pembakaran la membatalkan<br />

penarikan pernyataannya yang sebelumnya. Dan sebagai seorang yang sedang sekarat, dengan<br />

sungguh-sungguh ia memohon kesempatan untuk memberikan pembelaannya. Takut akan<br />

pengaruh katakatanya, para pejabat tinggi gereja bertahan agar ia hanya menguatkan atau<br />

menolak kebenaran tuduhan yang dituduhkan kepadanya. Jerome memprotes perlakuan yang<br />

begitu kejam dan tidak adil.<br />

“Kamu telah menutup saya di penjara yang mengerikan selama tiga ratus empat puluh hari,”<br />

katanya, “di tengah-tengah kekotoran, di dalam ruangan yang pengap dan bau busuk, dan di<br />

mana sangat kekurangan segala sesuatu. Dan sekarang kamu membawa saya menghadap dan<br />

mendengarkan musuh-musuhku, tetapi kamu tidak mau mendengarkan saya . . . Jikalau kamu<br />

66

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!