15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

"Apa yang baru saja saya katakan menunjukkan dengan jelas, saya harap, bahwa saya telah<br />

mempertimbangkannya dengan masak masak dan memperhitungkan bahaya yang mengancam<br />

saya. Tetapi saya jauh dari rasa takut, saya bersukacita bahwa Injil itu sekarang, seperti pada<br />

zaman dahulu, penyebab kesusahan dan perselisihan. Inilah sifat dan tujuan firman Allah. 'Aku<br />

datang bukan membawa damai ke atas bumi, tetapi Aku datang membawa pedang,' kata Yesus<br />

Kristus. Nasihat nasihat Allah adalah ajaib dan mengerikan. Berhati hatilah, jangan menginjak<br />

injak firman Allah yang kudus dengan dalih memadamkan perselisihan, dan dengan demikian<br />

mendatangkan bahaya besar dan mengerikan bagi dirimu, malapetaka sekarang dan kehancuran<br />

kekal . . . . Saya dapat mengutip banyak contoh dari firman Allah. Saya dapat berbicara tentang<br />

Firaun firaun, raja raja Babilon, dan tentang raja raja Israel, yang usaha usahanya hanya<br />

mendatangkan kebinasaannya sendiri karena mereka tidak meminta nasihat. Kelihatannya<br />

mereka paling bijaksana untuk memperkuat kekuasaannya. 'Allah memindahkan gunung<br />

gunung, dan mereka tidak mengetahui hal itu.' " Idem, b. 7, Ch. 8.<br />

Luther berbicara dalam bahasa Jerman. Sekarang ia diminta untuk mengulangi kata katanya<br />

itu dalam bahasa Latin. Meskipun ia sudah letih dengan pidatonya yang sebelumnya, ia<br />

menuruti dan menyampaikan pidatonya sekali lagi sejelas dan sebersemangat yang pertama.<br />

Pemeliharaan Allah menuntunnya kedalam masalah itu. Pikiran para pangeran telah dibutakan<br />

oleh kesalahan dan ketakhyulan sehingga pada penyajian pertama mereka tidak melihat<br />

kekuatan dan pemikiran Luther. Tetapi dengan pengulangan ini membuat mereka dapat melihat<br />

dengan jelas semua hal yang disampaikan.<br />

Mereka yang dengan degilnya menutup mata kepada terang, dan bertekad untuk tidak<br />

diyakinkan oleh kebenaran, telah dibuat marah oleh kuasa kata kata Luther. Setelah ia selesai<br />

berbicara, jurubicara Mahkamah berkata dengan marah, "Engkau tidak menjawab pertanyaan<br />

yang diajukan kepadamu . . . . Engkau diharuskan memberi jawaban yang jelas dan tepat. . . .<br />

Mau atau tidak mau menarik kembali ajaran ajaranmu?"<br />

Pembaharu itu menjawab, "Oleh karena yang agung dan yang mulia meminta dari saya<br />

jawaban yang jeas, sederhana dan tepat, maka saya akan menjawab begini: Saya tidak dapat<br />

menyerahkan imanku baik kepada paus atau kepada konsili ini, sebab sudah jelas seperti<br />

terangnya siang bahwa mereka sering bersalah dan bertentangan satu sama lain. Kecuali saya<br />

diyakinkan oleh kesaksian Alkitab atau oleh pemikiran yang paling terang, kecuali saya<br />

terbujuk oleh kalimat kalimat yang saya kutip, dan kecuali mereka yang membuat hati nuraniku<br />

terikat oleh firman Allah, saya tidak dapat dan tidak akan menarik kembali ajaran ajaran saya,<br />

karena tidak baik bagi seorang Kristen berbicara melawan hati nuraninya. Disini saya berdiri,<br />

saya tidak dapat berbuat yang lain. Kiranya Tuhan Allah menolongku. Amen."<br />

Begitulah orang benar ini berdiri di atas alasan yang teguh, firman Allah. Terang surga<br />

menyinari wajahnya. Kebesarannya dan kesuciannya, kedamaian dan sukacita hatinya, telah<br />

dinyatakan kepada semua orang sementara ia bersaksi melawan kuasa kesalahan, dan<br />

menyaksikan keunggulan iman yang mengalahkan dunia. Untuk sementara seluruh hadirin<br />

terdiam dalam kekaguman. Dalam jawaban Luther yang pertama, ia berbicara dengan nada<br />

rendah dan dengan rasa hormat, seolah olah menyerah. Para pengikut Romanisme menganggap<br />

101

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!