15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan." (Ulangan<br />

30:15). Kematian yang disebutkan dalam ayat-ayat ini bukanlah yang diumumkan kepada<br />

Adam, karena seluruh umat manusia menderita hukuman pelanggarannya. Adalah "kematian<br />

yang ke<strong>dua</strong>" yang ditempatkan sebagai lawan dari kehidupan yang kekal.<br />

Sebagai akibat dosa Adam, kematian menimpa semua umat manusia. Semuanya harus<br />

masuk ke liang kubur. Dan melalui jasa rencana keselamatan, semuanya akan dikeluarkan dari<br />

kubur mereka. "Bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang benar<br />

maupun orang-orang yang tidak benar." (<strong>Kisah</strong> 24:15). "Karena sama seperti semua orang mati<br />

dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam<br />

persekutuan dengan Kristus." (1 Kor. 15:22). Tetapi telah dibuat suatu perbedaan di antara<br />

ke<strong>dua</strong> kelompok yang akan dibangkitkan itu. "Semua orang yang di dalam kuburan akan<br />

mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup<br />

yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum." (Yoh.<br />

5:28,29).<br />

Mereka yang "dianggap layak" bangkit kepada kehidupan yang kekal, "berbahagia dan<br />

kuduslah ia." "Kematian yang ke<strong>dua</strong> tidak berkuasa lagi atas mereka." (Wah. 20:6). Tetapi<br />

mereka yang tidak layak melalui pertobatan dan iman, tidak mendapat pengampunan, harus<br />

menerima hukuman pelanggaran -- "upah dosa". Mereka menderita hukuman yang berbeda<br />

lamanya dan beratnya, "menurut perbuatan mereka," tetapi akan berakhir pada kematian yang<br />

ke<strong>dua</strong>. Oleh karena mustahil bagi Allah, sesuai dengan keadilan dan kemurahan-Nya, untuk<br />

menyelamatkan orang berdosa di dalam dosa- dosanya, maka Ia mencabut eksistensinya yang<br />

telah hilang oleh karena pelanggaran-pelanggarannya, dan untuk mana ia tidak layak<br />

memilikinya. Seorang penulis yang diilhami berkata, "Karena sedikit waktu lagi, maka<br />

lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi."<br />

Dan yang lain menyatakan, "Dan mereka akan menjadi seakan-akan mereka tidak pernah ada."<br />

(Maz. 37:10; Obaja 16). Ditutupi oleh kejahatan dan kekejian, mereka tenggelam ke dalam<br />

kebinasaan kekal tanpa harapan, sehingga tidak diingat orang lagi.<br />

Demikianlah akhirnya dosa, bersama semua kesusahan dan kerusakan yang telah<br />

ditimbulkannya. Pemazmur berkata, "Engkau telah menghardik bangsa-bangsa, telah<br />

membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan<br />

selama-lamanya; musuh telah habis binasa, menjadi timbunan puing senantiasa." (maz. 9:6,7).<br />

Yohanes di dalam Wahyu, sambil menantikan negeri yang kekal, mendengar nynyian pujian<br />

semesta yang tidak terganggu oleh satupun nada sumbang. Setiap makhluk di Surga dan di<br />

dunia terdengar memuliakan Allah. (Wah. 5:13). Tidak ada hujatan kepada Allah dari jiwa-jiwa<br />

yang hilang, sementara mereka menggeliat-geliat di dalam siksaan yang tiada akhir. Tidak ada<br />

makhluk-makhluk di dalam neraka yang menggabungkan teriakan-teriakan mereka dengan<br />

nyanyian orang- orang yang diselamatkan.<br />

Doktrin kesadaran dalam kematian terletak atas kesalahan fundamental mengenai kekekalan<br />

alamiah -- suatu doktrin, seperti penyiksaan kekal, bertentangan dengan ajaran Alkitab, dengan<br />

akal sehat dan dengan perasaan kemanusiaan. Menurut kepercayaan populer, orang yang<br />

367

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!