15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka; ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas<br />

kepala kambing jantan itu dan kemudian melepaskannya ke padang gurun dengan perantaraan<br />

seseorang yang sudah siap sedia untuk itu. Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut<br />

segala kesalahan Israel ke tanah yang tandus dan kambing itu harus dilepaskan di padang<br />

gurun." (Imamat 16:21,22). Kambing Azazel itu tidak lagi datanbg ke perkemahan orang Israel,<br />

dan orang yang menggiringnya ke padang gurun harus membasuh dirinya dan pakaiannya<br />

dengan air sebelum ia kembali ke perkemahan.<br />

Seluruh upacara itu dimaksudkan untuk memberi kesan kepada orang Israel mengenai<br />

kekudusan Allah dan kebencian-Nya kepada dosa. Dan lebih jauh, untuk menunjukkan kepada<br />

mereka bahwa mereka tidak boleh berhubungan dengan dosa tanpa menjadi cemar dan najis.<br />

Setiap orang diharuskan menyesali dosanya, dan merendahkan diri dan jiwanya sementara<br />

upacara pendamaian itu berlangsung. Segala pekerjaan sehari-hari harus dikesampingkan, dan<br />

seluruh perhimpunan orang Israel pada hari itu merendahkan diri dengan sungguh-sungguh di<br />

hadirat Allah, dengan berdoa, berpuasa dan menyelidiki hatinya yang terdalam.<br />

Kebenaran penting mengenai pendamaian diajarkan oleh upacara lambang-lambang. Suatu<br />

penggantiditerima sebagai pengganti orang berdosa. Tetapi dosa tidak dapat ditiadakan oleh<br />

darah korban. Dengan demikian suatu cara telah disediakan untuk memindahkan dosa itu ke<br />

tempat kudus. Dengan mempersembahkan darah, orang-orang berdosa mengakui otoritas<br />

hukum, mengakui kesalahannya dalam pelanggaran, dan menyatakan keinginannya untuk<br />

memperoleh pengampunan melalui imam kepada Penebus yang akan datang. Tetapi ia belum<br />

seluruhnya dibebaskan darihukuman dan kutukan hukum. Pada Hari Pendamaian, setelah<br />

mengambil persembahan yang orang banyak, imam besar masuk ke bilik yang maha kudus<br />

dengan darah persembahan ini, dan memercikkan darah itu ke atas tutup pendamaian, langsung<br />

ke atas hukum itu, untuk memenuhi tuntutannya. Kemudian, dalam sikapnya sebagai<br />

pengantara, imambesar itu mengambildosa- dosa itu kepada dirinya dan membawanya keluar<br />

dari tempat kudus. Dengan meletakkan tangannya di atas kepala kambing Azazel, ia mengakui<br />

segala dosa-dosa ini, dengan demikian menggambarkan pemindahan dosa-dosa itu dari dirinya<br />

ke kambing jantan. Kemudian kambing membawa dosa-dosa itu jauh-jauh dan mereka<br />

menganggap dosa-dosa itu dipisahkan dari mereka selama-lamanya.<br />

Demikianlah upacara yang dilaksanakan "sebagai gambaran dan bayangan dari perkaraperkara<br />

surgawi." Dan apa yang dilakukan dalam lambang dalam pelayanan tempat kudus<br />

duniawi, dilakukan dengan sesungguhnya dalampelayanan tempat kudus surgawi. Setelah<br />

kenaikan-Nya, Juru Selamat kita memulai pekerjaan-Nya sebagai imam besar kita. Rasul Paulus<br />

berkata, "Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang<br />

hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam Surga sendiri untuk<br />

menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita." (Iberani 9:24). Pelayanan imam sepanjang<br />

tahun di bilik yang suci dari tempat kudus itu, "di dalam tirai selubung" yang membentuk pintu<br />

dan memisahkan bilik yang suci dari halaman luar, melambangkan pekerjaan pelayanan yang<br />

dimulai oleh Kristus pada waktu Ia naik ke Surga. Itu adalah pekerjaan pelayanan harian imam<br />

untuk menyampaikan ke hadirat Allah darah persembahan karena dosa, juga dupa yang naik<br />

279

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!