15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Tetapi argumentasi mengenai hari Minggu ini, meskipun tidak berdasar, memberikan semangat<br />

kepada orang-orang untuk menginjak-injak Sabat Tuhan. Semua yang mau dihormati oleh dunia<br />

menerima perayaan populer ini.<br />

Sementara kepausan menjadi semakin kokoh, usaha pemujaan hari Minggu diteruskan.<br />

Untuk sementara orang-orang bekerja di pertanian bilamana mereka tidak pergi ke gereja, dan<br />

hari yang ketujuh masih dianggap sebagai hari Sabat. Tetapi perubahan terus terjadi. Mereka<br />

yang menduduki jabatan suci dilarang memberikan pertimbangan dalam setiap pertikaian sipil<br />

mengenai hari Minggu. Segera sesudah itu, semua orang, dari berbagai lapisan masyarakat,<br />

diperintahkan untuk berhenti dari pekerjaan biasa, dengan ancaman denda bagi orang bebas,<br />

dan cambukan bagi para budak. Kemudian orang-orang kaya harus dihukum dengan menyita<br />

setengah dari harta mereka; dan akhirnya, bila mereka masih keras kepala mereka harus<br />

dijadikan budak. Golongan masyarakat yang lebih rendah harus dibuang atau diusir selamalamanya.<br />

Mujizat-nujizat juga terjadi. Salah satu keajaiban yang dilaporkan, ialah seorang<br />

petani yang hendak membajak ladangnya pada hari Minggu, membersihkan bajaknya dengan<br />

besi, besi itu tertancap dalam pada tangannya, dan untuk selama <strong>dua</strong> tahun ia membawa-bawa<br />

besi itu kemanapun ia pergi dengan "rasa sakit dan rasa malu yang luar biasa." -- West, Francis,<br />

"Historical and Practical Discourse of the Lord's Day," p. 174.<br />

Kemudian paus memberi petunjuk agar imam paroki menasihati para pelanggar hari Minggu,<br />

dan mengajak mereka pergi ke gereja untuk mengucapkan sendiri doa-doanya, kalau tidak,<br />

mereka akan mendatangkan sendirimalapetaka besar bagi mereka sendiri dan tetanggatetangganya.<br />

Suatu majelis gereja mengetengahkan suatu argumentasi, oleh karena telah<br />

digunakan secara meluas, bahkan oleh Protestan sendiri, dan oleh karena orang-orang yang<br />

bekerja pada hari Minggu telah disambar petir, maka hari Minggu itu adalah Sabat. "Sudah<br />

jelas," kata para pejabat tinggi gereja, "betapa Allah tidak senang oleh karena mereka<br />

melalaikan hari ini." Kemudian suatu himbauan dibuat agar para imam dan para pendeta, rajaraja<br />

dan para pangeran dan semua orang-orang yang setia, agar "mengerahkan seluruh usaha<br />

dan perhatiannya untuk mengembalikan hari itu kepada kehormatannya, dan demi kepentingan<br />

Kekristenan, lebih sungguh-sungguh memelihara hari itu pada hari-hari yang akan datang." --<br />

Morer, Tho., "Discourse in Six Dialogues on the Name, Notion, and Observation of the Lord's<br />

Day," p. 271 (ed701).<br />

Ketika dekrit majelis-majelis terbukti tidak memadai, penguasa-penguasa sekular diminta<br />

untuk mengeluarkan suatu perintah yang akan menimbulkan ketakutan kepada orang banyak,<br />

dan memaksa mereka untuk berhenti bekerja pada hari Minggu. Pada suatu sinode (rapat dewan<br />

gereja) yang diadakan di Roma, semua keputusan-keputusan yang sebelumnya dikuatkan<br />

kembali dengan penekanan yang lebih besar dan lebih sungguh-sungguh. Keputusan-keputusan<br />

itu juga dimasukkan dalam undang-undang gereja, dan dikuatkuasakan oleh penguasa-penguasa<br />

sipil hampir di seluruh dunia Kristen. -- Lihat Heylin, "History of the Sabbath," Part.II, ch,sec.<br />

Tetapi, tidak adanya otoritas Alkitab mengenai pemeliharaan hari Minggu telah<br />

mendatangkan malu yang tidak sedikit. Orang-orang mempertanyakan kewenangan guru-guru<br />

mereka untuk mengesampingkan pernyataan tegas Yehovah, "Tetapi hari yang ketujuh adalah<br />

389

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!