15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

"Sekali lagi Kristus jatuh ketangan Kayapas dan Pilatus." Pengikut-pengikut Romanisme<br />

semakin mengganas. Seorang pengikut paus yang fanatik berkata, "Orang-orang Turki lebih<br />

baik dari pengikut-pengikut Luther, karena orang-orang Turki menjalankan hari-hari puasa,<br />

sedangkan pengikut-pengikut Luther melanggarnya. Jikalau kita harus memilih antara Alkitab<br />

Allah dan kesalahan- kesalahan lama gereja, maka kita harus menolak yang pertama."<br />

Melanchthon berkat, "Setiap hari, di dalam persidangan penuh, Faber melemparkan batu-batu<br />

baru kepada kita pengikut- pengikut Injil." -- Idem, b. 13, Ch. 5.<br />

Toleransi beragama telah ditetapkan secara sah, dan negara bagian-negara bagian yang<br />

menerima Injil telah memutuskan untuk melawan setiap pelanggaran hak-hak mereka. Luther<br />

yang masih dikenakan larangan oleh keputusan Mahkamah Worms, tidak diizinkan hadir di<br />

Spires. Tetapi tempatnya ditempati oleh teman-teman sekerjanya dan para pangeran yang telah<br />

dibangkitkan Allah untuk mempertahankan kepentingan-Nya dalam keadaan darurat ini.<br />

Frederick dari Saxony, pelindung Luther dari Saxony dahulu, telah meninggal dunia. Tetapi<br />

Duke John, saudaranya dan penggantinya, dengan sukacita menyambut Pembaharuan, dan<br />

sebagai seorang sahabat damai, ia mengerahkan segenap tenaga dan keberaniannya dalam<br />

segala hal yang berhubungan dengan kepentingan iman.<br />

Para imam menuntut agar semua negara bagian yang telah menerima Pembaharuan, tunduk<br />

sepenuhnya kepada kekuasaan hukum Romawi. Sebaliknya, para Pembaharu menuntut<br />

kebebasan yang sebelumnya telah diberikan. Mereka tidak setuju Roma kembali menguasai<br />

negara bagian- negara bagian yang telah menerima firman Allah dengan sukacita besar. Sebagai<br />

jalan kompromi, akhirnya diusulkan agar dimana Pembaharuan belumditerima, keputusan<br />

Mahkamah Worms harus diberlakukan dengan jeras, dan bahwa dimana orang-orang<br />

menyimpang dari itu, dan dimana mereka tidak bisa menyesuaikan diri ke situ tanpa terjadi<br />

bahaya revolusi, paling sedikit mereka tidak melakukan pembaharuan yang baru, mereka tidak<br />

boleh menjamah hal-hal yang kontroversial, mereka tidak menentang upacara misa, mereka<br />

tidak akan mengizinkan Katolik Roma merangkul Lutheranisme. -- Idem, b. 13, Ch. 5.<br />

Keputusan ini dikeluarkan oleh Mahkamah untuk kepuasan besar para imam kepausan dan<br />

pejabat-pejabat tinggi gereja.<br />

Jikalau keputusan ini dipaksakan, Pembaharuan tidak dapat dikembangkan lagi . . . dimana<br />

ia belum dikenal, atau didirikan di atas fondasi yang kuat . . . dimana ia telah berada." -- Idem, b.<br />

13, Ch. 5. Kebebasan berbicara akan dilarang. Tidak diizinkan perubahan atau pertobatan. Dan<br />

para sahabat Pembaharuan diharuskan segera mengalihkan sikap terhadap pembatasan dan<br />

pelarangan ini. Harapan dunia tampaknya seolah-olah padam. "Mendirikan kembali hirarki<br />

Romawi . . . berarti mengembalikan penyalah-gunaan-penyalahgunaan lama;" dan saatnya akan<br />

tiba bagi "suatu pemusnahan pekerjaan yang sudah dengan keras digoncang oleh kefanatikan<br />

dan perselisihan. -- Idem, b. 13, Ch. 5.<br />

Ketika kelompok evangelikal bertemu untuk berkonsultasi, mereka saling memandang<br />

dengan pandangan cemas. Mereka saling bertanya. Apa yang harus kita lakukan?" Masalah<br />

terbesar dunia sekarang dalam ujian. "Akankah pemimpin-pemimpin Pembaharuan menyerah,<br />

dan menerima keputusan itu? Betapa mudahnya para Pembaharu dalam krisis seperti ini saling<br />

129

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!