15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

sebagai akibat dosa-dosa mereka. Meskipun mereka mengenal Dia sebagai seorang yang tidak<br />

berdosa, mereka telah menyatakan bahwa kematian- Nya perlu demi keselamatan mereka<br />

sebagai bangsa. "Apabila kita membiarkan Dia," kata para pemimpin Yahudi, "maka semua<br />

orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat<br />

suci kita serta bangsa kita." (Yoh. 11:48). Jikalau Kristus dikorbankan, mereka akan bisa<br />

kembali menjadi bangsa yang kuat dan bersatu. Demikian mereka memberi alasan dan mereka<br />

menyetujui keputusan imam besar mereka, bahwa adalah lebih baik seorang mati daripada<br />

seluruh bangsa itu binasa.<br />

Jadi pemimpin-pemimpin Yahudi telah "membangun Sion dengan darah dan Yerusalem<br />

dengan kelaliman." Dan, sementara mereka membunuh Juru Selamat mereka oleh sebab Dia<br />

menegur dosa-dosa mereka, demikianlah mereka membenarkan diri sendiri, bahwa mereka<br />

menganggap diri mereka sebagai umat Allah, dan mengharapkan Tuhan untuk melepaskan<br />

mereka dari musuh-musuh mereka. "Sebab itu," nabi itu melanjutkan, "oleh karena kamu maka<br />

Sion akan di bajak seperti ladang, dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing dan gunung<br />

Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan." (Mika 3:12).<br />

Hampir selama 40 tahun, sesudah kebinasaan Yerusalem diumumkan oleh Kristus sendiri,<br />

Tuhan menunda penghakiman-Nya atas kota dan bangsa itu. Cukup mengagumkan panjang<br />

sabar Allah terhadap para penolak Injil-Nya dan para pembunuh Anak-Nya. Perumpamaan<br />

tentang pohon ara yang tidak berbuah itu menyatakan perlakuan Allah terhadap bangsa Yahudi.<br />

Perintah sudah dikeluarkan, "Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan<br />

percuma?" (Lukas 13:7). Tetapi belas kasihan ilahi telah memberikan waktu sedikit lagi. Masih<br />

banyak orang-orang Yahudi yang tidak mengetahui tabiat dan pekerjaan Kristus. Dan anak-anak<br />

belum menikmati atau menerima terang yang di tolak orang tua mereka dengan hinaan, melalui<br />

pemberitaan rasul-rasul dan rekan-rekan mereka. Allah akan membuat terang itu bersinar atas<br />

mereka. Mereka akan diizinkan melihat bagaimana nubuatan itu digenapi, bukan saja pada<br />

kelahiran dan kehidupan Kristus, tetapi juga pada kematian dan kebangkitan-Nya. Anak-anak<br />

tidak di hukum atas dosa-dosa orang tua mereka. Akan tetapi, bilamana dengan mengetahui<br />

semua terang yang diberikan kepada orang tua mereka, anak-anak itu tetap menolak terang<br />

tambahan yang diberikan kepada mereka, maka mereka menjadi ikut mengambil bahagian<br />

dalam dosa-dosa orang tua mereka, dan turut terlibat di dalam kelaliman mereka.<br />

Panjang sabar Allah atas Yerusalem hanya memastikan bahwa orang Yahudi itu tetap keras<br />

kepala tidak mau mengakui dosa-dosa mereka. Di dalam kebencian dan kekejaman mereka<br />

terhadap murid-murid Yesus, mereka menolak tawaran kemurahan terakhir. Lalu Allah tidak<br />

lagi melindungi mereka, dan menarik kuasa pengendalian-Nya atas serangan Setan dan<br />

malaikat-malaikatnya kepada mereka. Dan bangsa itu telah dibiarkan dikendalikan oleh<br />

pemimpin yang dipilihnya sendiri. Anak-anaknya telah menghinakan rahmat Kristus, yang<br />

sebenarnya dapat menyanggupkan mereka untuk mengalahkan dorongan-dorongan jahat<br />

mereka. Dan sekarang mereka ditaklukkan oleh dorongan-dorongan jahat mereka sendiri. Setan<br />

membangkitkan kemarahan yang paling ganas dan yang paling keji di dalam jiwa mereka.<br />

Manusia tidak lagi menggunakan pertimbangan akal sehat; mereka sudah jauh dari<br />

13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!