15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

alangkah hebatnya hari itu, tidak ada taranya; itulah waktu kesusahan bagi Yakub, tetapi ia<br />

tidak akan diselamatkan daripadanya." (Yer. 30:5-7). Malam penderitaan batin Yakub, pada<br />

waktu ia bergulat di dalam doa untuk kelepasannya dari tangan Esau (Kej. 32:24-30)<br />

menggambarkan pengalaman umat-umat Allah pada masa kesesakan. Oleh karena penipuan<br />

yang dilakukannya untuk memperoleh berkat ayahnya, yang seharusnya kepada Esau, Yakub<br />

telah melarikan diri menyelamatkan nyawanya, dari ancaman mematikan dari abangnya.<br />

Setelah tinggal beberapa tahun dipembuangan, atas perintah Allah ia bangkit untuk pulang<br />

bersama isteri-isteri dan anak-anaknya, domba-dombanya serta ternak-ternaknya kembalike<br />

negeriasalnya. Setelah tiba di perbatasan negeri itu, ia dipenuhi perasaan takut dan ngeri oleh<br />

karena berita datangnya mendekat Esau yang memimpin pasukan prajurit-prajurit yang tidak<br />

diragukan lagi tangguhnya untuk membalas dendam.<br />

Rombongan Yakub, yang tidak bersenjata dan tanpa pertahanan, tampaknya akan menjadi<br />

korban empuk tak berdaya dari kekejaman dan pembunuhan. Dan kepada beban kecemasan dan<br />

ketakutan telah ditambahkan beban berat perasaan bersalah yang menghimpitnya, karena<br />

dosanya sendirilah yang mengakibatkan bahaya ini. Pengharapannya satu-satunya hanyalah<br />

belas kasihan Allah, dan pertahanannya satu-satunya hanyalah doa. Namun tak ada sesuatupun<br />

yang tertinggal yang tidak dilakukannya untuk menebus kesalahannya kepada saudaranya, dan<br />

untuk menghindari bahaya yang mengancamnya. Demikianlah halnya dengan pengikutpengikut<br />

Kristus, sementara mereka mendekati waktu kesesakan, harus berusaha sekuat tenaga<br />

menempatkan diri dalam terang yang benar di hadapan orang, untuk menghilangkan prasangka<br />

buruk, dan menghindari bahaya yang mengancam kebebasan hati nurani.<br />

Setelah menyuruh keluarganya pergi agar mereka tidak menyaksikan penderitaannya, Yakub<br />

tinggal sendirian untuk berhubungan dengan Allah. Ia mengakui dosanya, dan dengan rasa<br />

syukur mengakui belas kasihan Allah kepadanya, sementara dengan kerendahan hati yang<br />

dalam ia menuntut perjanjian yang diadakan dengan para leluhurnya, dan janji- janji kepadanya<br />

sendiri dalam suatu penglihatan di Betel dan di negeri pengasingannya. Krisis dalam hidupnya<br />

telah datang, segalanya dalam bahaya. Di dalam kegelapan dan kesunyian malam ia terus<br />

berdoa dan merendahkan dirinya di hadirat Allah. Tiba-tiba suatu tangan memegang bahunya.<br />

Ia pikir bahwa musuh sedang mengambilnyawanya, dan dengan segenap tenaga keputusasaan ia<br />

bergumul dengan sipenyerang. Pada waktu fajar mulai menyingsing, orang asing itu<br />

menggunakan kuasa adikodratinya; dengan jamahannya membuat orang kuat Yakub seolaholah<br />

lumpuh, dan jatuh tak berdaya menangis dan memohon sambil memeluk leher lawannya<br />

yang misterius itu.<br />

Yakub tahu sekarang bahwa lawannya bergumul itu adalah Malaikat Perjanjian. Walaupun<br />

ia sudah tidak berdaya dan menderita kesakitan yang amat sangat, ia tidak membatalkan<br />

maksudnya. Telah lama ia menanggung kebingungan, penyesalan dan kesesakan karena dosadosanya.<br />

Sekarang ia harus mempunyai kepastian bahwa ia benar-benar diampuni. Tamu ilahi<br />

itu sudah hampir mau pergi, tetapi Yakub bergantung kepada-Nya, memohon suatu berkat.<br />

Malaikat itu mendesak, "Biarkan Aku pergi, karena fajar telah menyingsing;" tetapi Yakub<br />

berseru, "Aku tidak akan membiarkan Engkau pergi, kecuali engkau memberkati aku." Betapa<br />

419

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!