15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

mengandung harta kebenaran yang akan dinyatakan hanya oleh mencarinya dengan sungguhsungguh,<br />

rendah hati serta dengan doa. Allah merancang Alkitab itu sebagai buku pelajaran<br />

bagi semua umat manusia, pada masa kanak- kanak, pemuda dan dewasa, dan untuk dipelajari<br />

sepanjang masa. Ia memberikan firman-Nya kepada manusia sebagai penyataan diri-Nya sendiri.<br />

Setiap kebenaran baru yang terlihat adalah pernyataan segar tabiat Pengarangnya. Mempelajari<br />

Alkitab adalah cara yang ditetapkan ilahi untuk menghubungkan manusia itu lebih dekat kepada<br />

Penciptanya, dan memberikan kepada mereka pengetahuan yang lebih jelas mengenai<br />

kehendak-Nya. Alkitab itu adalah media komunikasi antara Allah dan manusia.<br />

Sementara orang-orang Waldenses itu menganggap bahwa takut akan Allah adalah<br />

permulaan kebijaksanaan, mereka juga tidak buta terhadap pentingnya hubungan dengan dunia<br />

ini, dengan pengetahuan mengenai manusia dan kehidupan yang aktif, di dalam memperluas<br />

pemikiran dan mempercepat daya tangkap. Dari sekolah-sekolah mereka di pegunungan,<br />

beberapa pemuda telah mereka kirim ke institusi pendidikan di kota-kota Perancis dan Italia,<br />

dimana terdapat bidang-bidang studi, pemikiran dan pengamatan yang lebih luas daripada<br />

dikampung halaman mereka di pegunungan Alpen. Pemuda- pemuda yang di kirim itu terbuka<br />

kepada pencobaan. Mereka menyaksikan kejahatan dan kebejatan, menghadapi agen-agen<br />

cerdik Setan yang membujuk mereka dengan bujukan yang paling halus dan penipuan yang<br />

paling berbahaya. Tetapi pendidikan mereka sejak kecil telah menjadi tabiat yang<br />

mempersiapkan mereka untuk menghadapi semua pencobaan ini. Di sekolah-sekolah yang<br />

mereka masuki, mereka tidak membuat persahabatan karib dengan siapapun.<br />

Jubah-jubah mereka telah di buat sedemikian rupa sehingga dapat menyembunyikan harta<br />

yang paling mahal -- naskah-naskah berharga Alkitab. Ini semua, adalah hasil kerja berbulanbulan<br />

dan bertahun-tahun, mereka bawa bersama mereka, dan bilamana keadaan<br />

memungkinkan tanpa menimbulkan kecurigaan, mereka dengan hati-hati meletakkan barangbarang<br />

itu di jalan orang-orang yang hatinya tampaknya terbuka untuk menerima kebenaran.<br />

Dari sejak pangkuan ibu, pemuda Waldenses telah di latih untuk maksud ini. Mereka mengerti<br />

pekerjaan mereka dan melakukannya dengan setia. Orang-orang yang bertobat kepada iman<br />

yang benar telah dimenangkan di institusi pendidikan ini, dan sering prinsip-prinsipnya telah<br />

menyusup ke seluruh sekolah. Namun para pemimpin kepausan tidak dapat menelusuri asalusul<br />

apa yang mereka sebut kemurtadan yang bejat atau bida'ah, meskipun dilakukan<br />

penyelidikan yang ketat.<br />

Roh Kristus adalah roh pengabar Injil (misionaris). Gerakan pertama hati yang dibaharui<br />

adalah membawa orang-orang lain juga kepada Juru Selamat. Demikianlah juga roh orangorang<br />

Kristen Vaudois. Mereka merasa bahwa Allah meminta dari mereka lebih dari sekedar<br />

memelihara kebenaran itu dalam kemurniannya di dalam jemaat mereka, bahwa tanggungjawab<br />

yang sungguh-sungguh ditanggungkan kepada mereka untuk memancarkan terangnya<br />

menyinari mereka yang berada di dalam kegelapan. Dengan kuasa sangat hebat firman Allah,<br />

mereka berusaha mematahkan rantai perbudakan yang dilakukan oleh Roma. Pendeta-pendeta<br />

Vaudois telah di latih sebagai misionaris. Setiap orang yang diharapkan memasui pelayanan<br />

kependetaan, pertama-tama harus mempunyai pengalaman sebagai pengabar Injil atau evangelis.<br />

37

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!