15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

mengelompokkannya dengan "cerita-cerita dongeng yang mengerikan yang merupakan bagian<br />

dari keputusan-keputusan Roma yang menjijikkan." -- Petavel, E., "The Problem of<br />

Immortality," p. 255 (ed. 1892). Mengomentari kata-kata Salomo dalam buku Pengkhotbah,<br />

yang mengatakan bahwa orang mati tidak mengetahui apapun, Pembaharu itu berkata, "Suatu<br />

tempat lain membuktikan bahwa orang yang mati tidak mempunyai . . . perasaan. Katanya,<br />

tidak ada kewajiban, tidak ada ilmu, tidak ada pengetahuan dan tidak ada hikmat di sana.<br />

Salomo berpendapat bahwa orang mati adalah tidur, dan tidak merasa sama sekali. Orang-orang<br />

yang mati terbaring di sana, tidak memperhitungkan hari atau tahun, tetapi bilamana mereka<br />

bangun, mereka akan tampak seperti tidur semenit saja." -- Luther's Exposition of<br />

Solomon'sBooke Called Eclesiastes, p. 152 (ed. 1573, London).<br />

Di manapun di dalam Alkitab tidak didapati kalimat yang menyatakan bahwa orang-orang<br />

benar menerima upah mereka atau orang-orang jahat menerima hukuman mereka pada waktu<br />

meninggal. Para bapa dan nabi tidak meninggalkan jaminan seperti itu. Kristus dan rasul-rasul-<br />

Nya tidak memberi petunjuk mengenai hal itu. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa orang<br />

mati tidak langsung pergi ke Surga. Mereka digambarkan sebagai sedang tidur sampai hari<br />

kebangkitan. (1 Tes. 4:14; Ayub 14:10-12). Pada hari itu bilamana rantai perak diputuskan dan<br />

pelita emas dipecahkan (Pengkh. 12:6), pikiran manusia binasa. Mereka yang turun ke dalam<br />

kubur berada dalam kesunyian. Mereka tidak lagi mengetahui sesuatu yang dilakukan di bawah<br />

matahari. (Ayub 14:21).<br />

Perhentian yang berbahagia bagiorang-orang benar yang letih! Waktu, lama atau singkat,<br />

hanyalah sebentar bagi mereka. Mereka tidur; mereka dibangunkan oleh sangkakala Allah<br />

kepada kekekalan yang mulia. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan<br />

dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa . . . . Dan sesudah yang dapat binasa ini<br />

mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati,<br />

maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: Maut telah ditelan dalam kemenangan." (1 Kor.<br />

15:52-54). Sementara mereka dipanggil keluar dari tidur nyenyak mereka, mereka mulai<br />

memikirkan waktu di mana mereka berhenti atau meninggal. Perasaan yang terakhir adalah<br />

sakitnya kematian, pikiran yang terakhir ialah bahwa mereka sedang jatuh ke bawah kuasa maut.<br />

Pada waktu mereka bangkit dari kuburan, pikiran kesukaan pertama akan dikumandangkan<br />

dalam pekik kemenangan, "Hai maut, dimanakah kemenanganmu? Hai maut, dimanakah<br />

sengatmu? (1 Kor. 15:55).<br />

371

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!