15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Bab 41 — Bumi Dalam Kehancuran<br />

"Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat<br />

segala kejahatannya." "Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan<br />

berikanlah kepadanya <strong>dua</strong> kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya <strong>dua</strong> kali lipat<br />

di dalam cawan pencampurannya; berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan sebanyak<br />

kemuliaan dan kemewahan, yang ia telah nikmati. Sebab ia berkata didalamhatinya: Aku<br />

bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung. Sebab itu segala<br />

malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan<br />

ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat. Dan rajaraja<br />

di bumi, yang telah bebuat cabul dan hidup dalamkelimpahan dengan dia, akan menangisi<br />

dan meratapinya, . . . akan berkata, 'Celaka, sekarang engkau, hai kota yang besar, Babel, hai<br />

kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu." (Wah. 18:5-10).<br />

"Dan pedagang-pedagang di bumi, telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya,"<br />

"akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya, dan sambil menangis dan meratap,<br />

mereka berkata, 'Celaka, celaka, kota besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan<br />

kain kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam satu jam<br />

saja, kekayaan sebanyak itu sudah binasa." (Wah. 18:15-17). Demikianlah hukuman yang jatuh<br />

kepada Babel pada hari murka Allah. Ukuran kejahatannya telah penuh, waktunya telah tiba, ia<br />

telah matang untuk dibinasakan.<br />

Bilamana suara Allah mengubah perhambaan umat-Nya, akan terjadi suatu kebangunan luar<br />

biasa di antara mereka yang telah kehilangan segalanya dalam perjuangan besar kehidupan.<br />

Sementara masa pencobaan berlanjut, mereka telah dibutakan oleh penipuan Setan, dan mereka<br />

membenarkan jalan-jalan mereka yang penuh dosa. Orang-orang kaya menyombongkan diri<br />

mereka karena superioritas mereka atas orang-orang yang kurang beruntung, tetapi mereka telah<br />

memperoleh kekayaan itu oleh melanggar hukum Allah. Mereka telah lalai memberi makan<br />

orang-orang yang lapar, memberi pakaian kepada orang-orang yang telanjang, bertindak adil<br />

dan mencintai kemurahan. Mereka telah berusaha meninggikan dirinya sendiri, dan<br />

memperoleh penghormatan dari sesamanya. Sekarang mereka kehilangan segala sesuatu yang<br />

membuat mereka besar, dan ditinggalkan melarat dan tak berdaya. Mereka memandang dengan<br />

ketakutan kepada kehancuran berhala-berhala yang mereka lebih sukai daripada Pencipta<br />

mereka. Mereka telah menjualjiwa mereka kepada kekayaan dan kesenangan duniawi, dan tidak<br />

berusaha menjadi kaya di hadapan Allah. Akibatnya ialah, kehidupan mereka gagal,<br />

kesenangan-kesenangan mereka sekarang berubah menjadi kepahitan, harta mereka<br />

menjadikejahatan. Pendapatan seumur hidup lenyap dalam sekejap saja. Orang-orang kaya<br />

meratapi kehancuran rumah-rumah mereka yang besar dan mewah, serta emas dan perak<br />

mereka yang berserakan. Tetapi ratapan mereka dihentikan oleh ketakutan bahwa mereka<br />

sendiri juga akan binasa bersama berhala-berhala mereka.<br />

Orang-orang fasik dipenuhi dengan penyesalan, bukan karena kelalaian mereka sehingga<br />

berdosa kepada Allah dan sesama manusia, tetapi oleh karena Allah telah mengalahkan mereka.<br />

446

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!