15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

kudus dan penggunaan bahasa sendiri dalam perbaktian Ilahi; penarikan imam-imam dari kuasa<br />

dan jabatan pemerintahan; dan dalam hal perkara kejahatan, juridiksi pengadilan sipil sama<br />

terhadap para pendeta dan orang awam. Penguasa kepausan akhimya “menyetujui menerima<br />

keempat tuntutan pengikut-pengikut Huss, akan tetapi hak untuk menjelas-kannya, yaitu<br />

menentukan makna yang sebenarnya, haruslah menjadi hak konsili—dengan perkataan lain, hak<br />

paus dan hak kaisar.”—Atas dasar ini dibuatlah suatu perjanjian. Dengan menyembunyikan tipu<br />

muslihatnya dan kecurangannya Roma memperoleh apa yang tidak bisa diperolehnya dengan<br />

peperangan, oleh karena, dengan memberikan interpretasinya atas tuntutan pengikut Huss itu,<br />

seperti juga atas Alkitab, ia dapat memutarbalikkan artinya sesuai dengan maksud dan<br />

kemauannya.<br />

Segolongan besar orang di Bohemia, yang melihat bahwa kemerdekaan mereka telah<br />

dikhianati, tidak setuju dengan perjanjian itu. Timbullah perselisihan dan perpecahan yang<br />

menjurus kepada bentrokan dan pertum-pahan darah di antara mereka sendiri. Dalam<br />

perselisihan ini bangsawan Procopius jatuh, dan lenyaplah kebebasan Bohemia. Sigismund,<br />

pengkhianat Huss dan Jerome, sekarang menjadi raja Bohemia. Dan tanpa mengingat<br />

sumpahnya untuk mendukung hak-hak orang Bohemia, ia mulai mendirikan kepausan. Tetapi<br />

ketakutannya kepada Roma tidak memberi keuntungan banyak baginya. Selama <strong>dua</strong> puluh<br />

tahun kehi-dupannya telah dipenuhi dengan kerja keras dan bahaya. Bala tentaranya dikalahkan<br />

dan hartanya habis terkuras oleh perjuangan yang lama dan yang tak membawa hasil. Dan<br />

sekarang, setelah ia memerintah selama setahun ia pun mangkat, meninggalkan kerajaannya di<br />

tepi jurang perang saudara, dan mewariskan kepada generasi yang akan datang suatu nama<br />

kekejian.<br />

Kerusuhan, perselisihan, dan pertumpahan darah berkepanjangan. Sekali lagi pasukan dari<br />

luar menyerang Bohemia, dan perselisihan di dalam negeri berlanjut mengalihkan perhatian<br />

bangsa itu. Mereka yang tetap setia kepada Injil dihadapkan kepada penganiayaan berdarah.<br />

Sementara saudara-saudara mereka yang terdahulu, mengadakan per-janjian dengan Roma, dan<br />

menelan kesalahannya, mereka yang memberi perhatian kepada iman yang mula-mula itu<br />

membentuk suatu gereja yang berbeda sifatnya, yang diberi nama, “United Brethren” (Perserikatan<br />

Sau-dara-saudara). Tindakan ini mengundang kutukan dari semua golongan kepada<br />

mereka. Namun, mereka tidak dapat digoyahkan. Meskipun terpaksa mencari perlindungan di<br />

hutan-hutan dan di gua-gua, mereka masih tetap berkumpul untuk membaca firman Allah dan<br />

bersatu dan berbakti bersama kepada Tuhan. Melalui pesuruh-pesuruh yang dikirim secara<br />

rahasia ke berbagai negeH, mereka mengetahui bahwa di sana-sini terdapat “saksi-saksi<br />

kebenaran yang terpisah-pisah, sedikit di kota ini dan sedikit di sana yang menjadi sasaran<br />

penganiayaan seperti mereka. Dan di tengah-tengah Pegunungan Alpen ada gereja tua; yang<br />

beralaskan Alkitab, dan yang memprotes kebejatan moral Roma.”—Wylie, b. 3, psl. 19.<br />

Pesuruh-pesuruh rahasia ini telah diterima dengan sukacita yang besar, dan surat menyuratpun<br />

diadakan dengan orang Kristen Waldensia.<br />

Sambil tetap teguh berpegang kepada Injil, orang-orang Bohemia menunggu sepanjang<br />

malam penganiayaan mereka. Di malam yang paling gelap mereka masih mengalihkan matanya<br />

71

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!