15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

ragu dan bingung mengenai posisi mereka yang sebenarnya. Penyiaran pekabaran malaikat<br />

yang pertama dan "seruan tengah malam" cenderung secara langsung menindas kefanatikan dan<br />

pertikaian. Orang-orang yang turut dalam gerakan yang sungguh-sunmgguh ini hidup secara<br />

harmonis. Hati mereka dipenuhi kasih satu sama lain dan kasih kepada Yesus, yang mereka<br />

harapkan kedatangan-Nya yang segera. Hal satu iman, satu pengharapan yang berbahagia<br />

mengangkat mereka mengatasi pengendalian setiap pengaruh manusia, dan terbukti sebagai<br />

perisai melawan serangan-serangan Setan.<br />

Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, maka mengantuklah mereka<br />

semua, lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!<br />

Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka."<br />

(Matius 25:5-7). Pada musim panas tahun 1844, yaitu pertengahan antara musim panas dan<br />

musim gugur pada tahun itu juga, waktu yang diperkirakan sebelumnya nubuatan 2300 hari<br />

akan berakhir,, yang kemudian diketahui diperpanjang, pekabaran itu disiarkan dalam kata-kata<br />

Alkitab, 'Mempelai datang! Songsonglah dia!'"<br />

Yang menuntun kepada pergerakan ini ialah karena ditemukan bahwa dekrit Artahsasta<br />

mengenai pembangunan kembali Yerusalem yang menjadi permulaan masa 2300 hari itu, mulai<br />

berlaku pada musim gugur tahun 457 SM, dan bukan pada permulaan tahun sebagaimana<br />

dipercayai sebelumnya. Dengan menghitung mulai dari musim gugur 457 SM, yang 2300 tahun<br />

(hari) itu akan berakhir pada musim gugur tahun 1844 -- Diagram opposite page 328; also<br />

Appendix. Argumentasi yang dikutip dari lambang-lambang Perjanjian Lama juga menunjuk<br />

kepada musim gugur sebagai peristiwa yang dilambangkan dengan "penyucian kaabah" yang<br />

harus terjadi. Hal ini sangat jelas jika diperhatikan cara yang berhubungan dengan kedatangan<br />

pertama digenapi.<br />

Penyembelihan Domba Paskah adalah bayang-bayang kematian Kristus. Paulus berkata,<br />

"Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus." (1Kor. 5:7). Berkas buahbuah<br />

sulung yang pada waktu Paskah dilambai- lambaikan di hadirat Tuhan adalah lambang<br />

kebangkitan Kristus. Paulus berkata mengenai kebangkitan Tuhan dan umat- umat-Nya,<br />

"Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu<br />

kedatangan-Nya." (1 Kor. 15:23). Seperti berkas-berkas yang dilambai-lambaikan itu, yaitu<br />

buah-buah yang pertama masak yang dikumpulkan sebelum musim menuai, Kristuslah buah<br />

sulung dari penuaian kekal umat tebusan yang pada kedatangan-Nya kelak akan dikumpulkan<br />

ke dalam lumbung Tuhan.<br />

262

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!