15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

bahwa sebagai hukuman atas pelanggarannya itu, manusia harus kembali kepada tanah dari<br />

mana ia diambil: "engkau kembalilagimenjaditanah, karena dari situlah engkau diambil." (Kej.<br />

3:19). Kata-kata Setan, "Matamu akan terbuka," terbukti benar hanya dalam hal ini saja: Setelah<br />

Adam dan Hawa tidak menurut kepada Allah, mata mereka terbuka untuk melihat kebodohan<br />

mereka; mereka sekarang mengenal kejahatan dan mereka mengecap buah-buah pelanggaran.<br />

Di tengah-tengah Taman Eden itu tumbuh pohon kehidupan, yang buahnya mempunyai<br />

kuasa untuk mengekalkan hidup. Seandainya Adam tetap menurut kepada Allah, ia akan terus<br />

bebas datang ke pohon ini, dan akan hidup selamanya. Tetapi setelah ia jatuh dalam dosa, ia<br />

tidak lagi diperbolehkan mengambil bahagian dalam pohon kehidupan itu, dan ia menjadi<br />

takluk kepada kematian. Kalimat ilahi, "engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah<br />

engkau di ambil," menunjuk kepada kematian total. Kekekalan, yang dijanjikan kepada manusia<br />

dengan syarat penurutan, telah hilang lenyap oleh pelanggaran. Adam tidak dapat meneruskan<br />

kepada keturunannya apa yang tidak ia miliki, dan tentu saja tidak ada pengharapan bagi umat<br />

manusia kalau saja Allah tidak membuat kekekalan itu dapat dijangkau mereka oleh<br />

pengorbanan Anak-Nya. Pada waktu "maut itu menjalar kepada semua orang, karena semua<br />

orang telah berbuat dosa," Kristus "yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan<br />

mendatangkan hidup yang tidak akan binasa." (Roma 5:12; 2 Tim. 1:10). Dan hanya melalui<br />

Kristuslah kekekalan atau hidup yang tidak akan binasa itu dapat diperoleh. Yesus berkata,<br />

"Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada<br />

Anak, ia tidak akan melihat hidup." (Yoh. 3:36). Setiap orang boleh memiliki berkat yang tak<br />

ternilai harganya ini jikalau ia memenuhi syarat-syaratnya. Akan diberikan "hidup kekal kepada<br />

mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan."<br />

(Roma 2:7).<br />

Hanya penipu agung itu saja yang menjanjikan hidup kepada Adam tanpa penurutan. Dan<br />

pernyataan ular itu kepada Hawa di Taman Eden -- "Sekali-kali kamu tidak akan mati," --<br />

adalah khotbah pertama yang pernah dikhotbahkan mengenai kekekalan jiwa. Namun<br />

pernyataan ini, yang didasarkan sama sekali kepada kuasa Setan, telah dikumandangkan dari<br />

mimbar-mimbar Kekristenan, dan diterima oleh kebanyakan umat manusia sebagaimana<br />

diterima oleh nenek moyang kita yang pertama itu. Kalimat ilahi, "Orang yang berbuat dosa, itu<br />

yang harus mati," (Yehez. 18:20), diartikan menjadi, Orang yang berbuat dosa, tidak akan mati,<br />

tetapi akan hidup selamanya. Kita sungguh heran melihat situasi aneh ini yang membuat umat<br />

manusia begitu mudah percaya kepada perkataan Setan, dan begitu tidak percaya kepada firman<br />

Allah. Seandainya manusia, setelah kejatuhannya, dibiarkan bebas datang ke pohon kehidupan,<br />

ia akan hidup selama- lamanya, dan dengan demikian dosa akan kekal selama-lamanya. Tetapi<br />

kerub dengan pedang yang menyala-nyala ditempatkan "untuk menjaga jalan ke pohon<br />

kehidupan" (Kej. 3:24), dan tak seorangpun keluarga Adam yang diizinkan melewati rintangan<br />

itu dan memakan buah pemberi hidup itu. Itulah sebabnya tidak seorangpun orang berdosa yang<br />

hidup selama-lamanya.<br />

Tetapi setelah manusia jatuh ke dalam dosa, Setan menyuruh malaikat-malaikatnya secara<br />

khusus untuk berusaha menanamkan kepercayaan kepada kekekalan alamiah manusia, dan<br />

359

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!