15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

kepada kasus orang yang masih hidup. Di hadirat Allah yang dahsyat hidup kita akan diperiksa<br />

atau dikaji- ulang. Pada waktu ini di atas segalanya penting bagi setiap jiwa untuk<br />

memperhatikan amaran Juru Selamat, "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu<br />

bilamanakah waktunya tiba." (Mark 13:33). "Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku<br />

akan datang seperti pencuri, dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang<br />

kepadamu." (Wah. 3:3). Pada waktu pekerjaan pengadilan pemeriksaan berakhir, maka nasib<br />

semua orangpun akan ditentukan, kepada kehidupan atau kematian. Masa percobaan atau pintu<br />

kasihan ditutup sejenak sebelum Tuhan tampak di awan-awan di langit. Kristus dalam Wahyu<br />

dengan melihat kedepan kepada waktu itu, mengatakan, "Barangsiapa yang berbuat jahat,<br />

biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiap yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa<br />

yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus<br />

menguduskan dirinya! Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk<br />

membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya." (Wah. 22:11,12).<br />

Orang benar dan orang jahat masih akan hidup di dunia ini dalam kedaan mereka yang fana<br />

-- manusia akan menanam dan membangun, makan dan minum, semuanya tidak sadar bahwa<br />

keputusan terakhir yang tidak bisa diubah telah dibuat di tempat kudus di atas. Sebelum air bah,<br />

sesudah Nuh masuk ke dalam bahtera, Allah menutupnya di dalam, sementara orang fasik di<br />

luar. Tetapi untuk selama tujuh hari lamanya orang-orang meneruskan ketidakperdulian mereka,<br />

kehidupan mereka yang cinta kepelesiran, dan ejekannya terhadap amaran pengadilan yang<br />

mengancam, tidak mengetahui bahwa kebinasaannya telah ditetapkan. "Demikian pulalah<br />

halnya kelak," kata Juru Selamat, "pada kedatangan Anak Manusia." (Mat. 24:39). Secara diamdiam,<br />

tidak diketahui seperti pencuri di tengah malam, akan datang saat yang menentukan yang<br />

menandakan penentuan nasib semua orang, penarikan terakhir tawaran rahmat kepada orang<br />

berdosa. "Karena itu berjaga-jagalah . . . supaya kalau Ia tiba-tiba datang jangan kamu didapati-<br />

Nya sedang tidur." (Mark. 13:35,36). Sangat berbahaya keadaan mereka, yang menjadi lelah<br />

dalam penantian mereka, lalu berpaling ke penarikan- penarikan dunia ini. Sementara<br />

pengusaha-pengusaha sibuk dengan usaha mereka mencariuntung, sementara orang-orang yang<br />

mencintai kepelesiran memanjakan diri mereka, sementara gadis-gadis tergila-gila dengan<br />

pakaian dan perhiasan -- mungkin pada waktu itulah Hakim seluruh dunia itu mengumumkan<br />

keputusan, "tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan." (Dan. 5:27).<br />

329

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!