15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian<br />

pulalah halnya kelak," kata Juru Selamat, "pada kedatangan Anak Manusia." (Mat. 24:39).<br />

Bilamana orang orang yang mengaku umat Allah bersatu dengan dunia ini, hidup sebagaimana<br />

orang dunia hidup, dan bersekutu dengan mereka dalam kesenangan dunia yang dilarang;<br />

bilamana kemewahan dunia menjadi kemewahan gereja, bilamana lonceng pernikahan berbunyi,<br />

dan semua melihat ke masa depan ke tahun tahun kemakmuran duniawi kemudian, tiba tiba<br />

pada waktu kilat memancar dari langit, akan datang akhir dari impian dan pengharapan mereka<br />

yang menyesatkan itu. Sebagaimana Allah mengirimkan hamba Nya untuk mengamarkan dunia<br />

mengenai air bah yang akan datang, demikianlah Ia mengirimkan jurukabar jurukabar pilihan<br />

Nya untuk memberitakan dekatnya penghakiman terakhir. Dan sebagaimana orang orang pada<br />

zaman Nuh mentertawakan ramalan ramalan para pendeta kebenaran, demikianlah juga pada<br />

zaman Miller, banyak, bahkan yang mengatakan dirinya umat Allah, mencemoohkan kata kata<br />

amaran.<br />

Dan mengapa doktrin dan khotbah mengenai kedatangan Kristus ke<strong>dua</strong> kali tidak mendapat<br />

sambutan dari gereja gereja? Sementara kepada orang jahat kedatangan Tuhan itu membawa<br />

malapetaka dan kehancuran, tetapi bagi orang benar kedatangan Tuhan itu adalah sukacita dan<br />

pengharapan. Kebenaran agung ini telah menjadi penghiburan bagi umat umat Allah yang setia<br />

sepanjang zaman. Mengapa hal itu menjadi "batu sandungan" dan "batu penghalang" kepada<br />

orang orang yang mengaku Allah? Tuhan kita sendirilah yang menjanjikan kepada murid murid<br />

Nya, "Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan<br />

datang kembali dan membawa kamu ke tempat Ku." (Yoh. 14:3). Juru Selamat yang berbelas<br />

kasihan itulah yang memerintahkan malaikat malaikat Nya untuk menghibur mereka dengan<br />

kepastian bahwa Ia akan datang kembali secara pribadi sebagaimana Ia pergi ke Surga itu,<br />

karena Ia telah mengantisipasi penderitaan dan kesedihan yang akan dialami pengikut pengikut<br />

Nya. Sementara murid murid itu menatap ke langit dengan sungguh sungguh untuk melihat<br />

kilasan terakhir Dia yang mereka kasihi, perhatian mereka diganggu oleh kata kata, "Hai kamu<br />

orang orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke<br />

Surga meninggalkan kamu akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat<br />

Dia naik ke Surga." (<strong>Kisah</strong> 1:11). Pengharapan mereka disegarkan oleh pekabaran malaikat itu.<br />

Murid murid itu "pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di<br />

dalam Bait Allah dan memuliakan Allah." (Luk. 24:52,53). Mereka tidak bersukacita karena<br />

Yesus telah dipisahkan dari mereka, dan dibiarkan bergumul dengan pencobaan dan<br />

penggodaan dunia ini, tetapi oleh karena jaminan kepastian yang diberikan oleh malaikta bahwa<br />

Ia akan datang kembali.<br />

Pengumuman atau pemberitahuan tentang kedatangan Kristus seharusnya menjadi kabar<br />

baik dan kabar kesukaan besar sebagaimana yang pernah dikabarkan malaikat malaikat kepada<br />

para gembala di Betlehem. Mereka yang mengasihi Juru Selamat dengan sungguh sungguh<br />

tidak bisa tidak akan menyambut dengan kesukaan pemberitahuan yang terdapat di dalam<br />

firman Tuhan, bahwa Ia yang menjadi pusat pengharapan hidup kekal, akan datang kembali,<br />

bukan untuk dihinakan, dibenci dan ditolak seperti pada waktu kedatangan Nya yang pertama,<br />

tetapi dengan kuasa dan kemuliaan untuk menebus umat Nya. Hanya mereka yang tidak<br />

220

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!