15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

yang menolong membuat agama menarik, sekarang digunakan oleh gereja sebagai alat."<br />

Seorang penulis dalam majalah New York Independent, berbicara mengenai Metodisme, "Garis<br />

pemisah antara orang saleh dengan orang yang tidak beragama lenyap bagaikan bayangan kabur<br />

waktu gerhana, dan orang-orang yang giat bersemangat di ke<strong>dua</strong> belah pihak berusaha keras<br />

untuk menghapuskan semua perbedaan antara cara tindakan dan kesenangan mereka."<br />

"Popularitas agama cenderung dengan cepat menambah jumlah orang yang mau mendapatkan<br />

keuntungan-keuntungan tanpa sama sekali memenuhi kewajiban-kewajibannya."<br />

Howard Crosby berkata, "Sangat memprihatinkan kita menemukan gereja Kristus sangat<br />

sedikit melaksanakan rencana Tuhan. Sama seperti oarng Yahudi zaman dahulu membiarkan<br />

pergaulan biasa dengan bangsa-bangsa penyembah berhala mencuri hati mereka dari Allah, . . .<br />

demikianlah gereja Yeusu sekarang, oleh persekutuannya dengan dunia yang tidak percaya<br />

kepada Tuhan, telah kehilangan metode ilahi dalam kehidupannya yang benar. Dan tunduk<br />

menyerah kepada kebiasaan atau tabiat berbahaya masyarakat yang tidak mempunyai Kristus,<br />

walaupun sering masuk akal, dengan menggunakan argumen-argumen dan mencapai<br />

kesimpulan yang asing kepada kenyataan Allah, dan secara langsung berlawanan dengan semua<br />

pertumbuhan dalam kasih barunia." -- "The Healthy Christian: An Appeal to the Church," pp.<br />

141,142 (ed. 1811).<br />

Dalam arus keduniawian dan kepelesiran ini, penyangkalan diri dan pengorbanan diri demi<br />

Kristus hampir seluruhnya hilang. "Sebagian dari laki-laki dan perempuan sekarang yang hidup<br />

aktif dalam gereja kita adalah mereka yang telah dididik waktu masih kanak-kanak untuk<br />

berkorban agar dapat melakukan sesuatu bagi Kristus." Tetapi "jika dana dibutuhkan<br />

sekarang, . . . tak perlu seorangpun dipanggil untuk memberi. Oh, tidak! Adakanlah perayaan<br />

atau pekan raya, sajikan makanan pesta, lelucon, makan malam cara kuno, dan sesuatu untuk<br />

dimakan, sesuatu yang menghibur orang- orang." Gubernur Washburn dari negara bagian<br />

Wisconsin, pada amanat tahunannya pada tanggal 9 Januari 1873 menyatakan, "Seperangkat<br />

undang-undang atau hukum diperlukan untuk membubarkan sekolah-sekolah dimana penjudipenjudi<br />

di buat, yang merajalela dimana-mana. Bahkan gereja sendiri kadang-kadang (secara<br />

tidak sengaja, tidak diragukan) melakukan pekerjaan Setan. Konser-konser amal, usaha-usaha<br />

dan undian amal, kadang-kadang untuk membantu tujuan- tujuan keagamaan dan<br />

kedermawanan, (tetapi sering untuk tujuan-tujuan yang kurang berguna), lotere, paket-paket<br />

hadiah, dan lain-lain, adalah semua cara untuk mendapatkan uang tanpa imbalan diterima.<br />

Tidak ada yang paling meracuni dan merusak moral, terutama kepada orang-orang muda,<br />

daripada mendapatkan uang atau harta tanpa bekerja. Orang- orang terhormat melibatkan diri<br />

dalam usaha musiman ini, dan menenangkan hati nurani mereka dengan refleksi bahwa uang<br />

yang diperoleh dari usaha ini digunakan untuk tujuan-tujuan baik. Tidak heran bahwa pemudapemuda<br />

negara bagian itu sering harus terjerumus ke dalam kebiasaan yang kegemparan<br />

permainan berbahaya ini hampir pasti dapat menimbulkan kekejian."<br />

Roh penyesuaian diri dengan keduniawian telah melanda gereja-gereja sepanjang zaman<br />

Kekristenan. Robert Atkins, dalam sebuat khotbahnya di London melukiskan gambaran hitam<br />

kemerosotan kerohanian yang merajalela di Inggeris, "Orang yang betul-betul benar telah<br />

253

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!