15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Bab 25 — Hukum Allah Yang Tidakdapat Diubah<br />

"Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di Surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di<br />

dalam Bait Suciitu." (Wah. 11:19). Tabut perjanjian Allah ada di dalam bilik yang maha kudus,<br />

ruangan ke<strong>dua</strong> kaabah atau Bait Suci itu. Dalam pelayanan kemah suci duniawi, yang menjadi<br />

"gambaran dan bayangan perkara-perkara yang ada di Surga," ruangan ke<strong>dua</strong> ini dibuka hanya<br />

pada waktu hari besar pendamaian, untuk memulihkan tempat kudus itu ke dalam keadaannya<br />

yang wajar. Itulah sebabnya pengumuman bahwa Bait Suci Allah di buka di Surga, dan tabut<br />

perjanjian-Nya kelihatan, menunjukkan kepada pembukaan bilik yang maha kudus di kaabah<br />

surgawi pada tahun 1844, pada waktu Kristus masuk ke dalamnya dan melakukan pekerjaan<br />

terakhir pendamaian. Mereka, yang oleh iman mengikuti Imam Besar pada waktu memulai<br />

pelayanan-Nya di bilik yang maha kudus, melihat tabut perjanjian-Nya. Sebagaimana mereka<br />

telah mempelajari pelajaran mengenai tempat kudus atau kaabah, mereka telah mengerti<br />

perobahan pelayanan Juru Selamat, dan mereka melihat bahwa Ia sekarang sedang bertugas<br />

melayani di hadapan tabut Allah, mempersembahkan darah-Nya demi orang- orang berdosa.<br />

Tabut yang di dalam kemah suci di dunia ini berisi <strong>dua</strong> loh batu, yang bertuliskan petunjukpetunjuk<br />

hukum Allah. Tabut itu hanyalah tempat ke<strong>dua</strong> loh batu hukum itu, dan kehadiran<br />

petunjuk-petunjuk ilahi ini memberikan kepadanya nilai dan kesucian. Pada waktu Bait Suci<br />

Allah di Surga dibuka, kelihatanlah tabut perjanjian-Nya. Di dalam bilik yang maha kudus di<br />

kaabah di Surga, tersimpanlah dengan sucinya hukum ilahi itu, -- hukum yang diucapkan Allah<br />

Sendiri di tengah-tengah guruh di Sinai, dan dituliskan dengan jari-Nya sendiri di atas loh batu<br />

itu.<br />

Hukum Allah yang ada di dalam tempat kudus di Surga adalah aslinya yang agung, yang<br />

menjadi sumber petunjuk- petunjuk dari yang dituliskan di atas loh batu, dan dicatat oleh Musa<br />

di dalam Pentateuch (lima buku Musa); salinan hukum itu adalah salinan yang tidak boleh salah,<br />

yang sempurna. Mereka yang mengerti pokok penting ini, dituntun untuk melihat kesucian dan<br />

sifat tidak berubah hukum ilahi itu. Mereka melihat, seperti belum pernah sebelumnya, kuasa<br />

dari kata-kata Juru Selamat, "Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota<br />

atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi." (Mat.<br />

5:18). Hukum Allah, sebagai pernyataan kehendak-Nya, catatan tabiat-Nya, harus bertahan<br />

sampai selama-lamanya, "sebagai saksi yang setia di Surga." Tak satu perintahpun sudah<br />

dibatalkan; tak satu iota atau titikpun sudah dirubah. Pemazmur berkata, "Untuk selamalamanya,<br />

ya Tuhan, firman- Mu tetap teguh di Surga." "Segala titah-Nya teguh." "Kokoh untuk<br />

seterusnya dan selamanya." (Maz. 119:89; 111:7,8).<br />

Di tengah-tengah sepuluh hukum Allah itu terdapat hukum ke empat, sebagaimana yang<br />

disiarkan pertama kali, "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; enam hari lamanya engkau akan<br />

bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi pada hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan,<br />

Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki- laki, atau<br />

anakmu perempuan, atau hambamu lakli-laki atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau<br />

orang asing yang ditempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit<br />

289

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!