15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

konsili nasional tanpa bertangguh. Sebuah deklarasi sungguh-sungguh telah dituliskan dan<br />

diserahkan kepada Mahkamah: "Kami protes dihadapan hadirin, di hadirat Allah, Khalik kami<br />

satu-satunya, Pelindung, Penebus dan Juru Selamat kami, dan yang pada suatu hari kelak<br />

Hakim kami, serta dihadapan semua orang dan semua makhluk, bahwa kami, demi kami dan<br />

bangsa kami, tidak menyetujui atau mentaati dengan cara apapun dekrit yang diusulkan itu,<br />

yang dalam segala hal bertentangan kepada Allah, kepada firman-Nya yang kudus, kepada hak<br />

hati nuranikami, dan kepada keselamatan jiwa kmi." "Bagaimana mungkin kami meratifikasi<br />

surat keputusan itu! Kami menyatakan bahwa bilamana Allah Yang Mahakuasa memanggil<br />

seseorang kepada pengetahuan-Nya, apakah orang itu tidak dapat menerima pengetahuan akan<br />

Allah?" Tidak ada doktrin yang pasti selain dari pada yang telah disesuaikan dengan firman<br />

Allah . . . . Tuhan melarang mengajarkan doktrin lain . . . . Alkitab itu harus diterangkan oleh<br />

ayat-ayat lain dengan lebih jelas, . . . Buku yang suci ini, adalah yang diperlukan oleh orang<br />

Kristen lebih dari segala sesuatu, mudah dimengerti dan digunakan untuk mengusir kegelapan.<br />

Kami bertekad bulat, oleh rahmat Allah, untuk mempertahankan kemurnian dan<br />

mengkhotbahkan hanya firman-Nya sebagaimana yang terdapat di dalam Alkitab, baik<br />

Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, tanpa menambahkan sesuatu kedalamnya, yang<br />

mungkin bertentangan dengannya. Firman inilah satu-satunya kebenaran. Itulah patokan bagi<br />

semua doktrin dan bagi semua kehidupan, dan tak akan pernah gagal atau menipu kita. Ia yang<br />

dibangun di atas landasan firman ini akan berdiri teguh melawan kuasa neraka, sementara<br />

semua kesombongan manusia yang melawannya akan jatuh di hadapan Allah. "Untuk alasan ini<br />

kami menolak beban kuk yang ditanggungkan kepada kami." "Pada waktu yang sama kami<br />

mengharapkan bahwa yang mulia kaisar akan berlaku baik kepada kami sebagai pangeran<br />

Kristen, yang mengasihi Allah di atas segala sesuatu. Dan menyatakan kesediaan kami<br />

memberikan kepada-Nya, serta kepadamu, tuan-tuan yang budiman, semua rasa hormat dan<br />

penurutan yang menjadi kewajiban kami yang benar dan sah." -- Idem, b. 13, Ch. 6.<br />

Mahkamah memperoleh kesan yang mendalam. Kebanyakan hadirin dipenuhi kekaguman<br />

dan kekhawatiran melihat keberanian para pemrotes itu. Bagi mereka masa depan tampak penuh<br />

badai dan ketidakpastian. Perselisihan, percekokan dan pertumphan darah tampaknya tak<br />

terelakkan. Tetapi para Pembaharu, yang diyakinkan oleh kebenaran perjuangan mereka, dan<br />

yang bergantung pada lengan Yang Mahakuasa, "penuh dengan keberanian dan ketetapan hati."<br />

Prinsip-prinsip yang terkandung dalam Protes ini . . . menjadi pokok utama Protestantisme.<br />

Sekarang Protes ini menentang <strong>dua</strong> macam penyalahgunaan manusia dalam hal iman: pertama,<br />

campur tangan pengadilan sipil, dan ke<strong>dua</strong>, kekuasaan gereja yang sewenang-wenang. Sebagai<br />

ganti penyalahgunaan ini, Protestantisme menetapkan kuasa hati nurani di atas pengadilan, dan<br />

kuasa firman Allah di atas gereja yang nampak. Terutama Protestantisme menolak kekuasaan<br />

sipil dalam hal-hal ilahi, dan berkata bersama-sama dengan para nabi dan para rasul, ' Kita harus<br />

menurut Allah lebih dari pada manusia.' Di hadapan mahkota Charles V seharusnya ditinggikan<br />

mahkota Yesus Kristus. Tetapi, lebih jauh, protestantisme meletakkan prinsip bahwa semua<br />

pengajaran manusia haruslah menjadi lebih rendah kepada firman Allah. -- Idem, b. 13, Ch. 6.<br />

132

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!