15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

belenggunya lebih kuat lagi. Ketika manusia bangkit di berbagai negeri untuk menyatakan<br />

kepada orang-orang peng-ampunan dan pembenaran melalui darah Kristus, Roma tampil<br />

dengan ke-kuatan yang diperbarui untuk menawarkan surat pengampunan dosa dengan uang<br />

kepada seluruh umat Kristen. Setiap jenis dosa mempunyai tarif masing-masing, dan kepada<br />

orangorang diberikan surat izin untuk melakukan kejahatan, asal peti perbenda-haraan gereja<br />

diisi penuh. Demikianlah ke<strong>dua</strong> gerakan itu bersaing maju: —yang satu memberi pengampunan<br />

melalui uang, yang satu lagi pengam-punan melalui darah Kristus. Roma memberi lisensi untuk<br />

berbuat dosa, dan membuatnya sumber pendapatannya, dan para Pembaru mencela dosa, dan<br />

menunjuk kepada Kristus sebagai pendamai dan penyelamat.<br />

Di Jerman, penjualan surat pengampunan dosa telah diserahkan kepada para biarawan ordo<br />

Dominika, dan telah dilaksanakan oleh Tetzel yang keji itu. Di Swiss pengedarannya diserahkan<br />

kepada para biarawan ordo Fransiskus, di bawah pengawasan Samson, seorang biarawan bangsa<br />

Italia. Samson telah melakukan pelayanan yang baik kepada gereja, dengan mengumpulkan<br />

sejumlah besar uang dari Jerman dan Swiss untuk mengisi perbendaharaan kepausan. Sekarang<br />

ia menjelajahi seluruh Swiss menarik perhatian banyak orang, merampas petani-petani miskin<br />

yang hanya berpenghasilan sedikit, dan mengeruk pemberian-pemberian mewah dari<br />

orangorang kaya. Tetapi pengaruh Pembaruan telah terasa dapat mengurangi penjualan surat<br />

pengampunan dosa walaupun tidak dapat menghentikannya. Zwingli masih berada di Einsiedeln<br />

pada waktu Samson tiba dengan dagangannya di kota yang berdekatan, segera setelah ia<br />

memasuki Swiss. Menyadari akan misinya, Pembaru itu segera berusaha menentangnya.<br />

Ke<strong>dua</strong>nya tidak bertemu, tetapi Zwingli berhasil membuka kedok biarawan angkuh itu sehingga<br />

ia terpaksa meninggalkan tempat itu pergi ke daerah lain.<br />

Di Zurich, Zwingli berkhotbah dengan bersemangat menentang perda-gangan surat<br />

pengampunan dosa. Dan pada waktu Samson mendekati tempat itu, ia telah dijumpai oleh<br />

seorang utusan konsili, dengan suatu pemberitahuan bahwa ia harus segera meninggalkah<br />

tempat itu. Ia akhimya dapat masuk dengan siasat licik, tetapi ia meninggalkan tempat itu tanpa<br />

menjual satu pun surat pengampunan dosa. Segera sesudah itu ia meninggalkan Swiss.<br />

Gerakan pembaruan mendapat dorongan kuat dengan terjadinya wabah atau yang disebut<br />

“kematian hebat” yang melanda Swiss pada tahun 1519. Sementara manusia berhadapan muka<br />

dengan muka dengan pembinasa, pada ajaran-ajaran Kristus, dan untuk melembutkan hati itu<br />

dengan kasihNya, serta menunjukkan teladan-Nya di hadapan mereka. Dan sementara mereka<br />

menerima prinsip-prinsip Injil, praktik-praktik dan kepercayaan ketakhyulan mereka akan<br />

dibuang.<br />

Selangkah demi selangkah Pembaruan itu maju di ZuriCh. Dalam ke-takutan musuh-musuh<br />

pembaruan bangkit menentang dengan gigih. Setahun sebelumnya, biarawan Wittenberg telah<br />

mengatakan ‘Tidak” kepada paus dan kaisar di Worms, dan sekarang ada tanda-tanda bahwa<br />

perlawanan yang sama terhadap tuntutan kepausan akan terjadi di ZuriCh. Berulangulang<br />

Zwingli mendapat serangan. Di daerah-daerah kepausan, dari waktu ke waktu murid-murid Injil<br />

dibawa ke tiang gantungan. Tetapi ini belum cukup. Guru bidat itu sendiri harus dibungkam.<br />

Oleh sebab itu uskup dari Constance mengutus tiga orang deputi ke Konsili Zurich, menuduh<br />

114

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!