15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

'yang bersuami.'" "Dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan,<br />

demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu." (Yes. 51:3; 35:2; 62:4,5).<br />

Kedatangan Tuhan telah menjadi pengharapan pengikut-pengikut-Nya yang benar sepanjang<br />

zaman. Janji perpisahan Juru Selamat di Bukit Zaitun, bahwa ia akan datang kembali,<br />

menerangi hari depan murid-murid-Nya, memenuhi hati mereka dengan sukacita dan<br />

pengharapan yang tidak bisa dihilangkan oleh kedukaan, atau diredupkan oleh pencobaan. Di<br />

tengah-tegah penderitaan dan penganiayaan, "kembalinya Allah dan Juru Selamat kita Yeusu<br />

Kristus," adalah "pengharapan yang berbahagia." Pada waktu orang-orang Kristen Tesalonika<br />

dipenuhi dukacita sementara mereka menguburkan kekasih-kekasih mereka, yang telah<br />

berharap tetap hidup untuk menyaksikan kedatangan Tuhan, Rasul Paulus, guru mereka,<br />

menunjukkan mereka kepada kebangkitan yang terjadi pada waktu Juru Selamat datang.<br />

Kemudian yang mati di dalam Kristus akan bangkit dan bersama-sama dengan mereka yang<br />

masih hidup menyongsong Tuhan di angkasa. "Karena itu," katanya, "hiburkanlah seorang akan<br />

yang lain dengan perkataan-perkataan ini." (1 Tes. 4:16-18).<br />

Di Pulau Patmos yang berbatu-batu, murid yang kekasih mendengar janji, Ya, Aku datang<br />

segera!" dan sambutan kerin<strong>dua</strong>nnya menyuarakan doa gereja dalam seluruh pengembaraannya,<br />

"datanglah Tuhan Yesus1" ( Wahyu 22:20). Dari penjara bawah tanah, dari tiang gantungan<br />

pembakaran, dari panggung-panggung hukuman mati, di mana orang-orang saleh dan para<br />

syuhada bersaksi demi kebenaran, terdengarlah ucapan-ucapan iman dan pengharapan selama<br />

berabad-abad. "Diyakinkan oleh kebangkitan-Nya secara pribadi dan juga kebangkitan mereka<br />

sendiri pada kedatangan-Nya," kata seorang Kristen, "mereka menganggap remeh kematian itu,<br />

dan didapati bahwa mereka berada di atasnya." -- Taylor, Daniel T., "The Reign of Christ on<br />

Earth; or The Voice of the Church in All Ages," p. 33. Mereka rela mati, agar mereka bisa<br />

"bangkit kepada kebebasan." -- Taylor, "The Voice of the Church," p. 54. Mereka "menantikan<br />

Tuhan datang dari langit dalam awan-awan dengan kemuliaan Bapa-Nya," "membawa kerajaan<br />

kepada orang benar." Orang-orang Waldenses memegang iman yang sama." -- Idem, pp. 129-<br />

132. Wycliffe mengharapkan kedatangan Penebus sebagai pengharapan gereja. -- Idem, pp.<br />

132-134.<br />

Luther menyatakan, "Aku meyakinkan diriku dengan sungguh-sungguh, bahwa hari<br />

penghakiman tidak akan absen tiga abad penuh. Allah tidak akan, tidak dapat, menahan dunia<br />

ini lebih lama lagi." "Hari yang besar semakin dekat dimana kerajaan kebencian akan<br />

dihancurkan." -- Idem, pp. 158, 134. Dunia yang sudah tua ini tidak jauh dari akhirnya," kata<br />

Melanchthon. Calvin mengajak orang-orang Kristen "jangan ragu-ragu, melainkan dengan<br />

bersemangat merindukan hari kedatangan Kristus sebagai hari yang paling memberi harapan<br />

dari semua kejadian," dan menyatakan bahwa "seluruh keluarga orang-orang yang setia akan<br />

terus memandang kepada hari itu." "Kita harus merasa lapar akan Kristus, kita harus mencari,<br />

dan memikirkannya," katanya, "sampai terbitnya fajar hari besar itu, bilamana Tuhan kita<br />

menyatakan dengan sepenuhnya kemuliaan kerajaan-Nya. -- Idem, pp. 158, 134.<br />

Benarkah Tuhan kita Yesus telah membawa daging kita ke surga? kata Knox, Pembaharu<br />

Skotlandia itu, "dan tidakkah Ia akan datang kembali? Kita tahu bahwa Ia akan kembali, dan<br />

192

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!