15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

kudus Tuhan dirayakan pertama kali oleh orang-orang Protestan Perancis. Dari jemaat kecil<br />

inilah beberapa pemberita Injil diutus ke luar.<br />

Sekali lagi Calvin kembali ke kota Paris. Ia belum putus asa bahwa Pe-rancis sebagai bangsa,<br />

akan menerima Pembaruan. Tetapi ia mendapati se-mua pintu untuk pembaharuan tertutup.<br />

Mengajarkan Injil di sana berarti mengambil jalan pintas menuju tiang gantungan. Akhimya ia<br />

memutuskan untuk pergi ke Jerman. Tidak mungkin ia meninggalkan Perancis pada waktu<br />

badai kesusahan melanda orang-orang Protestan, yang kalau ia tinggal, pasti terlibat dalam<br />

kehancuran.<br />

Para Pembaru Perancis ingin melihat negerinya sejajar dengan Jerman dan Swiss, lalu<br />

memutuskan untuk menyerang ketakhyulan Roma dengan membangkitkan seluruh bangsa itu.<br />

Pada suatu malam selebaran-selebaran yang menyerang upacara misa kudus telah ditempelkan<br />

di seluruh Perancis. Gantinya memajukan Pembaruan, gerakan yang bersemangat tetapi kurang<br />

pertimbangan ini justrus membawa kehancuran bukan saja kepada para pencetus gerakan, tetapi<br />

juga kepada semua sahabat-sahabat iman yang telah diperbarui di seluruh Perancis. Gerakan itu<br />

memberikan kepada para pengikut Roma apa yang telah lama diidam-idamkannya—alasan<br />

yang dibuat-buat untuk membinasakan para bidat sebagai penghasut yang membahayakan<br />

kestabilan takhta kerajan dan perdamaian bangsa.<br />

Salah satu selebaran itu telah ditempelkan di pintu ruang pribadi raja oleh orang yang tidak<br />

diketahui, apakah oleh teman atau musuh yang mau mendiskreditkan para pembaru tidak<br />

diketahui dengan pasti. Raja menjadi sangat ketakutan. Dalam selebaran itu, ketakhyulan yang<br />

telah dihormati selama berabad-abad lamanya, diserang dengan gencarnya. Raja sangat murka<br />

karena keberanian orang memasuki daerah istana dan menempelkan selebaran itu. Dalam<br />

keheranannya ia berdiri sejenak gemetar tanpa bicara Kemudian amarahnya meluap dengan<br />

kata-kata beikut ini, “Tangkap semua orang tanpa kecuali yang dicurigai sebagai pengikut<br />

Lutherisme. Saya akan membinasakan mereka semua.”—D’Aubigne, “History of the<br />

Reformation in the Time of Calvin ” b. 4, psl. 10. Dadu telah dilemparkan. Raja telah<br />

menentukan dirinya sepenuhnya berada di pihak Roma.<br />

Usaha-usaha segera dilakukan untuk menangkap semua pengikut Luther di Paris. Seorang<br />

pekerja yang miskin pengikut iman yang diperbarui, yang biasa memanggil orang-orang<br />

percaya ke perkumpulan rahasia mereka, telah ditangkap dan diancam dengan hukuman mati di<br />

tiang gantungari waktu itu juga, diperintahkan untuk menuntun pesuruh-pesuruh kepausari ke<br />

rumah-rumah orang-orang Protestan di kota itu. Ia terkejut mendengar maksud jahat itu, tetapi<br />

ketakutan akan nyala api menguasai dirinya, lalu setuju menjadi pengkhianat saudarasaudaranya.<br />

Dengan didahului oleh sejumlah besar orang, dan dikelilingi oleh serombongan<br />

imam, pembawa dupa, para biarawan dan tentara, Morin, detektif kerajaan bersama pengkhianat,<br />

dengan perlahan-lahan dan dengan tenang melalui jalan-jalan kota. Pertunjukan ini adalah purapura<br />

menghormati “sakramen kudus”, suatu pemulihan kepada penghinaan yang dilontarkan<br />

para pemrotes kepada upacara misa. Tetapi di balik pertunjukan itu tersembunyi maksud jahat.<br />

Pada waktu tiba bertepatan dengan rumah seorang pengikut Luther, pengkhianat itu memberi<br />

tanda tanpa berkata apa-apa. Rombongan itu berhenti, rumah itu dimasuki, dan keluarga<br />

147

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!