15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

benar-benar orang bijaksana dan terang dunia ini, hati-hatilah jangan berdosa kepada keadilan.<br />

Bagiku, saya hanya seorang manusia yang lemah. Hidupku tidak begitu penting. Dan bilamana<br />

saya mengimbau kamu agar jangan mengu-capkan satu pun kalimat yang tidak adil, saya bukan<br />

berkata-kata untuk diriku, tetapi untuk kamu.”—Ibid, him. 146, 147.<br />

Akhirnya permohonannya disetujui. Di hadapan hakimnya Jerome berlutut dan berdoa agar<br />

Roh Ilahi dapat kiranya menguasai pikirannya dan kata-katanya, agar ia dapat berbicara dengan<br />

tidak bertentangan dengan kebenaran atau yang tidak menghormati Tuhannya. Baginya pada<br />

hari itu telah digenapi janji Allah kepada murid-murid yang pertama itu: “Karena Aku kamu<br />

akan digiring kemuka penguasa-penguasa dan raja-raja .... Apabila mereka menyerahkan kamu,<br />

janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang kamu harus katakan, karena<br />

semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang<br />

berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang berkata-kata di dalam kamu ” (Matius 10:18-<br />

20).<br />

Kata-kata Jerome menimbulkan keheranan dan kekaguman juga kepada musuh-musuhnya.<br />

Karena sepanjang tahun ia telah dikurung di dalam penjara bawah tanah, ia tidak bisa membaca<br />

bahkan melihat. Ia menanggung penderitaan fisik yang berat dan kecemasan mental. Namun<br />

argumenargumennya disampaikan dengan begitu jelas dan dengan kuasa seolah olah ia tidak<br />

pernah mengalami gangguan kesempatan belajar. Ia menunjukkan kepada para pendengarnya<br />

barisan panjang orang-orang kudus yang telah dihukum oleh hakim-hakim yang tidak adil.<br />

Hampir di setiap generasi terdapat orang-orang yang, sementara berusaha mengangkat derajat<br />

orangorang pada zamannya, telah dipersalahkan dan dibuang, tetapi yang di kemudian hari<br />

ternyata berhak mendapat kehormatan. Kristus sendiri telah dihukum sebagai penjahat oleh<br />

pengadilan yang tidak adil.<br />

Pada waktu Jerome menarik kembali pernyataannya, ia setuju dengan keputusan pengadilan<br />

yang menghukum mati Huss. Tetapi sekarang ia menyatakan pertobatannya, dan bersaksi<br />

mengenai ketidakbersalahan dan kesalehan orang yang mati syahid itu. “Saya mengenal dia<br />

sejak masa kanakkanaknya,” katanya. “Ia adalah orang yang paling baik, jujur dan saleh. Ia<br />

telah dihukum walaupun ia tidak bersalah . . . . Saya juga, saya sudah sedia untuk mati. Saya<br />

tidak akan mundur menghadapi siksaan yang telah dise-diakan bagiku oleh musuh-musuhku<br />

dan para saksi pafsu. Pada suatu hari kelak, mereka akan mempertanggungjawabkan semua<br />

perbuatan tipuan mereka di hadirat Allah Yang Mahaagung, yang tak seorang pun bisa menipu.”—Ibid,<br />

hlm. 151.<br />

Dalam penyesalan dirinya sendiri karena menyangkal kebenaran, Jerome selanjutnya<br />

berkata, “Dari semua dosa yang saya lakukan sejak masa mudaku, tidak ada yang lebih berat<br />

membebani pikiranku dan yang menyebabkanku begitu sangat menyesal, daripada apa yang<br />

kulakukan di tempat celaka ini, pada waktu aku menyetujui keputusan yang tidak adil yang<br />

dijatuhkan kepada Wycliffe, dan kepada syuhada saleh John Huss, tuanku dan sahabatku. Ya!<br />

Saya mengakuinya dari dalam hatiku, dan me-nyatakan dengan kengerian bahwa saya merasa<br />

malu dan takut pada waktu saya mempersalahkan ajaran-ajaran mereka oleh karena takut mati.<br />

Oleh sebab itu, saya memohon ... Allah Mahakuasa sudi mengampuni aku dari dosa-dosaku,<br />

67

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!