11.07.2015 Views

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DEMOCRACY PROJECTbungan organik itu kemudian dibuktikandalam sejarah Islam klasikketika kaum Muslim memiliki kosmopolitanyang sejati. Atas dasarkosmopolitanisme itu, umat Islammembangun peradaban dalam artiyang sebenar-benarnya yang jugabenar-benar berdimensi universal.Seperti dikatakan oleh DominiqueSourdel:“Daerah kekuasaan yang luas itu,di mana Islam berkuasa, menampilkandirinya sebagai sangat berbedadari daerah-daerah di mana daerahIslam sedikit banyak berhubungan,dan lebih khusus lagi sangat berbedadari Bizantium kawasan Eropa dimana agama Kristen unggul, jugaberbeda dari lingkungan Asia diIndia dan Turkistan yang tetapmemelihara tradisi lamanya sehinggaistilah Islam juga diterapkanuntuk dunia yang sejarahnya ditandaioleh perkembangan progresifsebuah peradaban yang sejati.”Tetapi kenyataannya sekarang inisebagian besar kaum Muslim, dalammasalah peradaban ini, di manaIptek termasuk di dalamnya, malahbanyak yang bersikap parokialistisdan sempit, jangankan bersemangatkosmopolitan dan universal. Parokialismeitu tecermin dengan jelassekali dalam sikap-sikap menolaksesuatu yang tidak berasal dari kalanganmereka sendiri, atas dasaranggapan bahwa apa yang darikalangan sendiri adalah yang palingbenar, dan lainnya salah. Hal iniberlawanan diametral dengan semangatkosmopolitanisme dan universalismeyang diajarkan Nabi Saw.,dan yang kemudian dipraktikkanoleh umat Islam klasik.Seorang ahli sejarah filsafat, R.T.Wallis mengatakan bahwa para failasufMuslim, termasuk para ilmuwannyaadalah orang-orang yangtulus dalam beragama (Islam), meskipunbarangkali ada dari merekayang paham keagamaannya sedikitberbeda dengan pandangan umumkaum Muslim sebagaimana diwakilioleh pandangan para ulama. IbnSina, misalnya, adalah seorangpenganut “Kebatinan” (Al-Bâthiniyah)menurut ajaran kaum Syi’ahIsma’iliyah. Namun, ia tetap yakinakan keimanan Islam dan menjalankankewajiban-kewajiban keagamaannyadengan teguh, selain itu diajuga hafal Al-Quran. Demikianpula Al-Kindi, Al-Farabi, IbnRusyd, Abu Bakar Al-Razi, Al-Rumi, Al-Khawarizmi, Al-Biruni,dll., yang semuanya adalah parafailasuf dan ilmuwan, yang menjadisasaran kritik dan polemik yang kerasdari kalangan tokoh-tokohagama (rijâl al-dîn), khususnya paraulama fiqih. Tetapi sekeras-kerasnyapercekcokan intelektual di masaklasik, tidaklah pernah menyeretmereka pada sikap-sikap parokialistiksempit dan sikap antiilmuseperti yang sekarang ini mengge-3052 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!