11.07.2015 Views

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DEMOCRACY PROJECTJika jalan pikiran tersebut di atasitu dapat diterima, maka sesungguhnyasebagian dari gejala dankemampuan supraalami dapatdipandang masih berada dalamlingkungan “hukum alam” itusendiri, hanya saja (sebagian)manusia kebetulan belum memahaminya.Karena itu, demi memenuhidorongan naluri manusiasendiri yang selalu ingin tahu, jugauntuk meningkatkan kualitas hidupnyakepada dataran yang lebihtinggi, penting sekali manusiaterus-menerus memerhatikan, meneliti,dan memahami lingkunganhidupnya, baik lingkungan sosialhistorismaupun lingkungan duniakebendaan dalam arti seluas-luasnyadan sedalam-dalamnya.THUMA’NÎNAHKhusyuk pada dasarnya merupakanspiritual situation, suatukeadaan secara ruhani, tetapi yangditopang oleh jasmani dan nafsani.Ketiga aspek tersebut harus dibuatsedemikian rupa agar saling menopanguntuk mencapai tujuantujuanyang lebih tinggi. Meskipunmerupakan aspek ruhani, tetapisebelum itu khusyuk harus dikembangkanmelalui proses yangmenyangkut jasmani dan nafsani.Itulah sebabnya shalat harus dijalankandengan thuma’nînah (tenang,tidak tergesa-gesa). Ruku‘,umpamanya, harus dengan betuldan sempurna sehingga dapatmemberi dukungan kepada kondisinafsani. Tenang di dalam ruku‘,seolah merupakan kesiapan baginafsani untuk meningkat, dankemudian dapat diteruskan kepadapeningkatan ruhani. Inilah maknathuma’nînah.Thuma’nînah dibahas dalamkitab-kitab fiqih karena bisa diobservasidan kemudian menjadisalah satu syarat sah shalat. Initerlihat dalam fiqih mazhab Syafi‘iyang mengatakan bahwa ruku‘yang tidak tenang sampai hitunganketiga berarti shalatnya batal.Namun, sebenarnya yang diharapdari thuma’nînah tidak berhentihanya sampai di situ, melainkanshalat yang sempurna harus diteruskansecara nafsani. Tentu saja,ini melalui jenjang-jenjang tertentu,seperti secara psikologis bisa dimulaidari hal yang lebih kognitif,yaitu mengerti apa yang dibaca.Kalau bukan bahasanya, minimalmengerti maknanya, dan justru iniyang penting. Misalnya, bacaansubhâna rabbiya al-a‘lâ wa bihamdih”—danbeberapa variasi lain—dalamruku‘, yang lebih pentingadalah tasbih (memahasucikanAllah), sehingga memberikan kondisibagi nafsani untuk meningkat,karena ternyata tasbih, memahasucikanAllah, memang bertingkat.3402 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!