11.07.2015 Views

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DEMOCRACY PROJECTmerupakan fitrah (kecenderungansuci) yang ada secara alami dalamdiri kita, maka agama adalah fitrahyang diturunkan Allah Swt. kepadaumat manusia untuk memperkuatfitrah alami itu.Ukuran kebenaran yang ketigaialah mu‘âhadat al-‘uqûd, yaituperjanjian-perjanjian antarsesamamanusia. Manusia mempunyai sisikeburukan dan kebaikan, sehinggakumpulan pikiran manusia besarsekali kemungkinannya menujukepada kebaikan. Allah selaluberpesan agar kita senantiasa menghormatiperjanjian atau kontrak(‘uqûd) di antara kita. Maka, undang-undangyang betul-betulabsah harus kita hormati. Kalau kitasudah sepakat lampu merah adalahberhenti, kita harus menghormatinya.Ini adalah ketaatan yangsebenarnya sederhana, tetapi darisegi agama hal itu merupakanketaatan kepada Allah. Allah berfirman,Hai orang yang beriman!Penuhilah janji. Binatang ternakdihalalkan bagimu, kecuali yangakan disebutkan: Dengan tidakmenghalalkan berburu sementarakamu dalam hurum. Perintah Allahsesuai dengan kehendak-Nya (Q., 5:1).Dengan ayat ini, jelaslah bahwaumat Islam adalah umat yangdididik untuk taat kepada aturan.Maka, Islam disebut sebagai dîn,yaitu sistem ketundukan atau kepatuhan.Sedangkan masyarakatnyadisebut madînah, artinya suatutempat di mana kehidupan ituteratur, karena orang-orangnyatunduk dan patuh kepada aturan.ULAMA AL-SÛ’Al-Ghazali berbicara tentangbencana yang bisa menimpa ilmupengetahuan dan para ulama, jugatentang alamat-alamat yang membedakanantara ulama dunia danulama akhirat. Kita sering mendengaristilah ulama al-sû’, ulamayang jahat. Ini hanya suatu istilah.Jangan membayangkan ulama yangsuka menipu dan menindas. Yangdimaksud ulama al-sû’ ialah ulamayang tidak lagi dapat menjaga jarakdengan pemerintah. Kenapa? karenaasumsinya ulama itu harus selalumenampilkan dirinya sebagai sumberkekuasaan moral, bukan politik.Karena itu, kalau ulama tidak lagibisa menjaga jarak dengan pemerintah,sebutlah ulama istana,misalnya, disebut oleh Al-Ghazalisebagai ulama al-sû’.Ada seorang kiai yang banyakmenulis dengan huruf Arab tetapidalam bahasa Jawa, yaitu Kiai SolehDarat. Dia juga berpandangan samabahwa salah satu ciri ulama al-sû’adalah tidak bisa menjaga jarakdengan penguasa. Namun, ulamajuga berdosa kalau tidak mauEnsiklopedi Nurcholish Madjid 3511

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!