11.07.2015 Views

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DEMOCRACY PROJECTada, dan hal ini akan merupakanunsur penyempurnaan terjemah.”Jadi sesungguhnya terjemahadalah suatu tafsir, dan usaha menerjemahkanadalah pada hakikatnyajuga usaha menafsirkan. Sebabsetiap usaha pengalihan bahasa akanmelibatkan pengetahuan orangyang melakukannya, dengan kualifikasikurang dan lebih, jadi tidaksempurna. Seperti dapat dipahamidari kutipan di atas, Ibn Taimiyahmembolehkan, bahkan jika perlumengharuskan, penerjemahan Al-Quran untuk yang memerlukan,yaitu orang-orang Muslim non-Arab (‘Ajam). Padahal dalam menerjemahkanitu, sama dengandalam menafsirkan, selalu ada risikokekurangan atau kesalahan. Namunitu semua dapat diberikan penilaiandalam kerangka ijtihad: jika benardapat pahala ganda, dan jika salah(secara tidak sengaja) masih dapatpahala tunggal (sesuai dengan penegasansebuah sabda Nabi Saw.).TAFSIR LAHIR SEBAGAI ILMUSebagai ilmu, tafsir merupakanmedan perebutan antarberbagaialiran dalam Islam. Setiap orangmempunyai tafsir sendiri, sebagaisarana mengonsolidasikan dan kemudianmengukuhkan pahamnya.Kitab tafsir klasik terakhir yangmuncul adalah Al-Manâr karanganMuhammad Abduh dan RasyidRidla. Kitab tafsir ini berpengaruhluas di seluruh dunia, hingga adaanekdot bahwa Ahmad Dahlanmendirikan Muhammadiyah karenamempunyai akses kepada tafsir Al-Manâr yang, saat itu, dinyatakanterlarang oleh Belanda karena mengandungbanyak ungkapan-ungkapanpatriotik, seperti kewajibanmembela negara. Anekdot inimungkin ada benarnya, karenaMuhammadiyah memang sangatberorientasi kepada MuhammadAbduh.Format isi tafsir Al-Manâr kuranglebih mendekati tafsirmawdlû‘î. Pembahasan dalam tafsirini bersifat tematik (topical interpretation):topik-topik yang berkenaandengan suatu masalah dikumpulkan,kemudian ditafsirkan.Tafsir seperti ini lebih praktis sehinggadapat dengan cepat memberikanrespons kepada persoalanpersoalanyang muncul.Lahirnya tafsir sebagai ilmu lebihdisebabkan banyaknya ayat atau kalimatdalam Al-Quran yang mengundangberagam penafsiran (interpretable).Penentuan suatu ayat ataukalimat itu interpretable atau tidak,juga sangat relatif. Misalnya, perkataansurga. Kita percaya denganadanya surga, bahwa kalau nantimati, orang baik akan masuk surga.Bagi sebagian orang, perkatan surga(jannah) tidak interpretable, tetapi3208 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!