11.07.2015 Views

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DEMOCRACY PROJECTitu masih memiliki keautentikanmengingat—begitu agaknya jalanpikiran mereka—masalah kiblatdalam sembahyang adalah prinsipilsekali? (Q., 2: 142). Menghadapisituasi demikian, sungguh menarikjawaban yang diwahyukan Allahkepada Nabi-Nya, yang dengantegas membantah “premis” orangorangYahudi mengenai maknakiblat dalam shalat. Allah berfirman:Bukanlah kebajikan itu ialahbahwa kamu menghadapkan wajahmuke arah timur ataupun barat!Tetapi kebajikan itu ialah bahwaseseorang beriman kepada Allah dankepada Hari Kemudian, para malaikat,kitab-kitab suci, dan paranabi. Dan dia itu mendermakanharta betapapun cintanya kepadaharta itu untuk sanak-kerabat, anakanakyatim, orang-orang miskin,orang yang dalam perjalanan, peminta-minta,dan orang yang terbelenggu.Dia itu juga menegakkanshalat dan melaksanakan zakat (ataumenjaga kesucian [diri]). Dan (kebajikanitu) ialah orang-orang yangmemenuhi janji jika mereka berjanji,dan orang-orang yang tabah dalamkesusahan atau pun kemalangan, dandalam masa-masa sulit. Merekaitulah orang-orang yang benar, danmereka itulah orang-orang yangbertakwa (Q., 2: 177).Dari firman itu, jelas sekalibahwa masalah arah menghadapdalam beribadah bukan hal yangsedemikian prinsipilnya sehinggaharus dipandang sebagai kebajikan(al-birr) itu sendiri. Ia hanyalahsegi lahiriah keagamaan, yangberfungsi sebagai lambang sesuatuyang lebih hakiki, yaitu ketaatankepada Tuhan dan kesatuan pandanganhidup kaum beriman.Lambang (simbol) tidaklah dimaksudkansebagai tujuan padadirinya sendiri, sehingga jika tidakdipahami dengan tepat akan berartisuatu kekosongan. Firman itudengan jelas mengajarkan bahwahakikat harus dicari, dan ditemukan,di balik lambang-lambang danbentuk-bentuk lahiriah. Memberikomentar untuk firman ini, A.Yusuf Ali menegaskan adanya “peringatanterhadap formalisme yangmematikan” (warning againstdeadening formalism) tentang kebajikan(al-birr), takwa dan nilaikeagamaan yang lain. Demikianpula pandangan Muhammad Asad,yang mengatakan adanya penegasanAl-Quran tentang prinsip bahwa semata-matamengikuti bentuk-bentuklahiriah tidaklah memenuhipersyaratan takwa (Thus the Qur’anstresses the principle that more compliancewith outward forms does notfulfill the requirements of piety).Karena itu, firman tersebutmemberi rincian tentang nilai-nilai3242 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!