11.07.2015 Views

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DEMOCRACY PROJECTutama ajaran Islam itu, kemudianditambah dengan ketentuan untuktetap menjaga keterlibatan dalammasyarakat secara aktif. FazlurRahman menjelaskan bahwa sufismebaru itu mempunyai ciri utamaberupa tekanan kepada motif moraldan penerapan metode zikir danmurâqabah atau konsentrasi keruhanianguna mendekati Tuhan,tetapi sasaran dan isi konsentrasi itudisejajarkan dengan doktrin salafi(ortodoks) dan bertujuan untukmeneguhkan keimanan kepadaakidah yang benar dan kemurnianmoral dari jiwa. Gejala yang dapatdisebut sebagai neo-sufisme inicenderung menghidupkan kembaliaktifisme salafi dan menanamkankembali sikap positif kepada dunia.Dalam makna inilah kaum Hanbaliseperti Ibn Taimiyah dan IbnQayyim Al-Jauziyah, sekalipunsangat memusuhi sufisme populer,adalah jelas kaum neo-sufi, malahmenjadi perintis ke arah kecenderunganini. Selanjutnya, kaumneo-sufi juga mengakui, sampaibatas tertentu, kebenaran klaimsufisme intelektual: mereka menerimakasyf (pengalaman penyingkapankebenaran Ilahi) kaum sufiatau ilham intuitif tetapi menolakklaim mereka yang seolah-olahtidak dapat salah (ma‘shûm), denganmenekankan bahwa keandalankasyf adalah sebanding dengankebersihan moral dari kalbu, yangsesungguhnya mempunyai tingkattingkatyang tak terhingga. BaikIbn Taimiyah maupun Ibn Qayyimsesungguhnya mengaku pernahmengalami kasyf sendiri. Jadi, terjadinyakasyf dibawa kepada tingkatproses intelektual yang sehat. Lebihjauh lagi, Ibn Taimiyah dan parapengikutnya menggunakan keseluruhanterminologi kesufian—termasuk istilah sâlik, penempuhjalan keruhanian—dan mencobamemasukkan ke dalamnya maknamoral yang puritan dan etos salafi.TASAWUF MODERN HAMKA IIKalau kita membaca buku BuyaHamka Tasawuf Moderen, memangfenomena ‘uzlah atau eskapismemenjadi sasaran kritik yang tajam.Ini dikritik Buya Hamka, karena‘uzlah secara eksesif memang pernahmenghinggapi umat Islam, sehinggakemudian timbul semacamrevivalisme—sebuah usaha untukmenghidupkan kembali aktivismedi kalangan umat Islam—yangmenghasilkan apa yang disebutsebagai sufisme baru itu.Kalau kita kembalikan padaprinsip keseimbangan (tawâzun)yang sangat sentral dalam ajaranIslam, maka sebetulnya, dan sudahseharusnya, perkembangan di atastidaklah aneh. Prinsip keseimbanganini dalam Al-Quran adalahEnsiklopedi Nurcholish Madjid 3315

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!