11.07.2015 Views

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DEMOCRACY PROJECTbusi kepada kemajuan masyarakatdan bangsa secara proaktif.Jika secara analitis kita lakukanidentifikasi, tema perjuangan “fightagainst” tidaklah penting. Identifikasiini hanyalah untuk memberitekanan lebih besar kepada salahsatu dari keduanya sesuai dengantantangan zaman; sementara keduaduanya,mungkin dengan kadartekanan yang berbeda, dapat berjalanbersama dan seiring. Tetapijelas ada saat-saat seperti sekarangini, di era reformasi, ketika salahsatu dari keduanya itu, yaitu sikap“fight for” lebih penting daripadalainnya—“fight against”.Dewasa ini tantangan umatIslam mewujudkan agenda-agendareformasi menuju masyarakat adil,terbuka, dan demokratis merupakanhal yang sangat penting. Pada saatsekarang skala prioritas perjuangantelah berubah. Dalam zaman reformasiini, yang lebih banyak dituntutialah kemampuan untukberadaptasi secara proaktif danpositif. Tekanan lebih diberikankepada segi “fight for”. Yang lebihdipentingkan bukanlah sekadar semangatberapi-api dan berkobar saja,melainkan kemampuan teknisyang tinggi (“highly qualified”), yanglebih banyak mengarah kepada kecakapan“problem solving” daripada“solidarity making”. Kemampuanteknis yang tinggi ini memerlukanwawasan keilmuan yang mendalam,disertai keterlibatan yang tulusdalam masalah-masalah kemasyarakatan.Tekanan kiprah kepadakemampuan “problem solving” inidalam penghadapannya kepada “solidaritymaking” dalam bahasa retorikapopuler kira-kira dapatdisebut sebagai “Hatta-isme” versus“Soekarno-isme”. Penyebutan inimemang mengandung simplikasi,namun masih dapat dibenarkan,karena memang ciri kepemimpinanBung Karno adalah “solidaritymaking”. Saat ini kita lebih banyakmemerlukan Hatta-Hatta, dansedikit saja memerlukan Soekarno-Soekarno, meskipun sejumlahSoekarno masih berguna.Di samping pentingnya kecakapan“problem solving”, bangsaini tidak akan mampu berperanbesar, resourceful dan efektif jikatidak memiliki komitmen yangsejati kepada kedaulatan rakyat.Jargon “pemihakan kepada rakyat”sudah merupakan ungkapan hariandi negeri kita apalagi dalamkampanye pemilu yang lalu. Jelasjargon itu menunjukkan wawasanyang benar dan baik. Namundalam mewujudkan apa yang dimaksuddengan jargon itu, kitamemerlukan ketulusan dalam pengikatanbatin kepada maknanya,yaitu pembelaan kaum miskin danperjuangan meningkatkan kehidupanrakyat pada umumnya. Ketulusanini adalah “fardlu ‘ayn”,3464 Ensiklopedi Nurcholish Madjid

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!