11.07.2015 Views

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

ensiklopedi nurcholish madjid - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DEMOCRACY PROJECTkarang, orang yang positive thinkingakan melihat dunia sebagai yangmenyenangkan, tetapi orang yangnegatif thinking akan melihat duniasebagai tempat yang menyengsarakan.Setelah optimis, positive thinking,kita ber-istighfâr, memohonampun pada Allah karena pernahcuriga kepada-Nya, pernah tidakbegitu terima, dan ada sedikit ganjalanmengenai pemberian Allah.Keadaan tidak punya persoalandengan Allah maka disebut sebagairidla kepada Allah; kalau kita ridlakepada Allah, maka Allah pun akanridla kepada kita. Ini merupakancapaian spiritual paling tinggi, yangdisebut al-nafs al-mutma’innah. Didalam Al-Quran disebutkan, (Kepadajiwa yang beriman akan dikatakan,)‘Wahai jiwa yang sudahtenang! Kembalilah kepada Tuhanmu,dengan rasa lega (rela—NM)dan diterima dengan rasa lega (Q.,89: 27-28). Rela kepada Tuhanitulah Islam, pasrah kepada Allah,yang merupakan inti dari agama.Karena itu, disebutkan di dalam Al-Quran bahwa, Barangsiapa menerimaagama selain islam (tundukkepada Allah) maka tidaklah akanditerima (Q., 3: 85); dan Sungguh,agama pada Allah ialah Islam (tundukpada kehendak-Nya (Q., 3: 19).Dengan begitu, kita pun menjadirâdliyatan mardlîyah.Secara berurutan, yang diwujudkandalam surat Al-Nashr,adalah tasbîh, tahmîd, dan istighfâr.Meskipun khithab surat tersebutkepada Nabi, tetapi itu berlakuumum untuk kita semua. Logikanya,kalau Nabi saja diperintahkanseperti itu oleh Allah, maka lebihlebihkita. Sejak saat itu, dalamruku’ dan sujud, Nabi membaca,“Subhânaka rabbanâ fasabbih wabihamdika wa astaghfirullâhumma....” Inilah yang dipakai dalammazhab Hanbali.Adanya perbedaan bacaan dalamsujud tidak perlu menjadi kerisauan,karena bacaan apa pun, asaldiresapi, tentu mempunyai maknajuga. Hal ini karena yang terpentingketika membaca adalah mencobamengerti apa yang dibaca. Padataraf ini berarti kita sudah meningkatdari fisik ke psikologis,intelektual. Aspek memahami yangmerupakan olah pikir melalui rasioini, masih berhubungan denganfisik. Namun, menghayati setelahmemahami, meresapi maknanya,berarti sudah menjadi emosional,menjadi nafsani. Ketika menghayatibetul makna membaca subhânallâh,wa bihamdih, istighfâr, dan menjadibagian dari nafsani kita, maka kitaakan meningkat kepada sesuatuyang lebih tinggi, yang bersifatruhani, yang tidak lagi bisa dilukiskan,tidak bisa dikomunikasikan.Itu merupakan ciri pengalamanruhani dan, karena itu, tidak adapengajarannya melainkan harusEnsiklopedi Nurcholish Madjid 3323

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!