22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(156) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

‘Sedikit orang di dunia ini, yang ketika mereka memperoleh<br />

sesuatu yang bagus, tidak menjadi mabuk dan lupa diri, menimbulkan<br />

keserakahan akan kenikmatan indria, dan memperlakukan makhluk<br />

lain dengan buruk. Lebih banyak orang di dunia ini, yang ketika<br />

mereka memperoleh sesuatu yang bagus, menjadi mabuk dan lupa<br />

diri, [74] menimbulkan keserakahan akan kenikmatan indria, dan<br />

memperlakukan makhluk lain dengan buruk.”<br />

“Demikianlah, Baginda, memang demikian, Baginda!”<br />

(Sang Buddha mengulangi seluruh pernyataan Raja Pasenadi dan<br />

menambahkan syair berikut:)<br />

390. “Dipengaruhi oleh kenikmatan dan kekayaan mereka,<br />

Serakah, bingung oleh kenikmatan indria,<br />

Mereka tidak menyadari bahwa mereka telah pergi jauh<br />

Bagaikan rusa yang memasuki perangkap.<br />

Selanjutnya buah yang pahit menjadi milik mereka,<br />

Karena akibatnya sungguh buruk.” 209 <br />

7 (7) Ruang Pengadilan<br />

Di Sāvatthī. Sambil duduk di satu sisi, Raja Pasenadi dari Kosala berkata<br />

kepada Sang Bhagavā: “Di sini, Yang Mulia, ketika aku duduk di ruang<br />

pengadilan, 210 aku melihat bahkan para khattiya kaya-raya, para<br />

brahmana kaya-raya, para perumah tangga kaya-raya—kaya, dengan<br />

harta dan kekayaan berlimpah, dengan emas dan perak berlimpah,<br />

harta dan komoditi berlimpah, kekayaan dan hasil panen berlimpah—<br />

membicarakan kebohongan dengan bebas demi kenikmatan indria,<br />

dengan kenikmatan indria sebagai penyebab, sehubungan dengan<br />

kenikmatan indria. Kemudian, Yang Mulia, aku berpikir: ‘Saat ini, aku<br />

telah cukup dengan ruang pengadilan! Sekarang biarlah Wajah Baik<br />

dikenal melalui penilaiannya.’” 211<br />

“Demikianlah, Baginda! Memang demikian, Baginda! Bahkan<br />

para khattiya kaya-raya, para brahmana kaya-raya, para perumah<br />

tangga kaya-raya … membicarakan kebohongan dengan bebas demi<br />

kenikmatan indria, dengan kenikmatan indria sebagai penyebab,<br />

sehubungan dengan kenikmatan indria. Hal itu akan membawa mereka<br />

menuju kehancuran dan penderitaan mereka dalam waktu yang lama.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!