22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

7. Brāhmaṇasaṃyutta: Catatan Kaki (471)<br />

7. Brahmaṇasaṃyutta<br />

428. Kisah yang diceritakan di sini juga terdapat dalam Dhp-a IV,161-<br />

63; baca BL 3:288-89. Bagian pembukaannya mirip dengan yang<br />

terdapat pada MN No. 100 (II 209,21 foll.), mengenai seorang brahmana<br />

perempuan bernama sama, di sana tertulis Dhānañjāni.<br />

Spk: Suku Dhanañjāni memiliki reputasi sebagai suku brahmana<br />

tertinggi. Mereka percaya bahwa sementara para brahmana<br />

lain terlahir dari mulut Brahmā, mereka terlahir dari ubun-ubun<br />

Brahmā. Perempuan ini adalah seorang siswa mulia, seorang<br />

Pemasuk-arus, namun suaminya dengan tegas menolak pengajaran<br />

Sang Buddha dan menutup telinganya ketika istrinya memuji<br />

Tiga Permata.<br />

429. Spk: Brahmana itu telah mengundang lima ratus teman brahmana<br />

dalam suatu acara pesta makan. Sehari sebelumnya, ia memohon<br />

agar istrinya tidak mempermalukannya dengan memuji<br />

Sang Buddha di depan teman-temannya. Ketika ia tersandung<br />

tumpukan kayu bakar sewaktu menghidangkan makanan kepada<br />

para brahmana, ia berlutut dan memberi hormat pada Sang<br />

Buddha. Terkejut dengan hal ini, para brahmana itu memarahi<br />

suaminya dan pergi tanpa menyelesaikan makanan mereka.<br />

430. Vasalī, di sini diterjemahkan, “perempuan celaka”, adalah istilah<br />

penghinaan kasar, biasanya digunakan oleh para brahmana untuk<br />

menyebut orang dari kasta rendah.<br />

431. Syair ini telah muncul pada 1:71 dan 2:3, dengan narasi yang<br />

berbeda. Sekali lagi mengilustrasikan bagaimana “gumpalan<br />

mengambang” dari syair-syair ajaran dapat dengan bebas dijadikan<br />

sumber untuk menyesuaikan dengan tuntutan pengajaran<br />

yang berbeda.<br />

Spk: Ia memformulasikan pertanyaannya dengan maksud sebagai<br />

berikut: “Jika Ia mengatakan, ‘Aku menyetujui pembunuhan<br />

tertentu,’ maka aku akan menyebut-Nya pembunuh dan<br />

menantang pengakuan-Nya sebagai seorang petapa; tetapi jika<br />

Ia tidak menyetujui pembunuhan apa pun, aku akan mengatakan,<br />

‘Maka Engkau tidak berkeinginan untuk membunuh nafsu,<br />

dan sebagainya, jadi mengapa Engkau mengembara sebagai se-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!