22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

5. Bhikkhunīsaṃyutta (219)<br />

533. “Walaupun seratus ribu penjahat<br />

Sepertimu datang ke sini,<br />

Tidak sehelai rambutku pun tergetar, aku tidak merasa<br />

takut;<br />

Bahkan sendirian, Māra, aku tidak takut padamu. 348<br />

534. “Aku dapat membuat diriku menghilang<br />

Atau aku dapat masuk ke dalam perutmu.<br />

Aku dapat berdiri di antara alis matamu<br />

Namun engkau tidak dapat menangkap bayanganku.<br />

535. “Aku adalah tuan dari pikiranku,<br />

Landasan-landasan kekuatan batin telah terkembang dengan<br />

baik;<br />

Aku terbebas dari segala belenggu,<br />

Oleh karena itu, aku tidak takut padamu, Sahabat.” 349 <br />

Kemudian Māra si Jahat, menyadari, “Bhikkhunī Uppalavaṇṇā<br />

mengenaliku,” sedih dan kecewa, lenyap dari sana.<br />

6. Cālā<br />

Di Sāvatthī. Kemudian, pada pagi harinya, Bhikkhunī Cālā merapikan<br />

jubah … ia duduk di bawah sebatang pohon untuk melewatkan<br />

siang. 350<br />

Kemudian Māra si Jahat mendekati Bhikkhunī Cālā dan berkata<br />

kepadanya: “Apakah yang tidak engkau setujui, Bhikkhunī?”<br />

“Aku tidak menyetujui kelahiran, Sahabat.”<br />

536. “Mengapa engkau tidak menyetujui kelahiran?<br />

Begitu terlahir, seseorang menikmati kenikmatan indria.<br />

Siapakah yang mengajari engkau tentang ini:<br />

’Bhikkhunī, jangan menyetujui kelahiran’?”<br />

[Bhikkhunī Cālā:]<br />

537. “Bagi seseorang yang terlahir maka ada kematian;<br />

Begitu terlahir, seseorang menjumpai penderitaan—

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!