22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(206) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

Kemudian Māra si Jahat, setelah mengetahui perenungan dalam<br />

pikiran Yang Mulia Godhika dengan pikirannya sendiri, mendekati<br />

Sang Bhagavā dan berkata kepada Beliau dalam syair-syair ini: 310<br />

490. “O, Pahlawan besar, luas dalam kebijaksanaan,<br />

Menyala dengan kekuatan dan kemenangan!<br />

Aku menyembah kaki-Mu, yang memiliki penglihatan,<br />

Yang telah mengatasi segala permusuhan dan ketakutan.<br />

491. “O, Pahlawan besar yang telah menaklukkan kematian,<br />

Siswa-Mu menginginkan kematian.<br />

Ia berniat [untuk membunuh dirinya sendiri]:<br />

Cegahlah ia dari hal ini, O, Yang Bersinar!<br />

492. “Bagaimana mungkin, Bhagavā, siswa-Mu—<br />

Seorang yang bergembira dalam Ajaran,<br />

Seorang siswa yang mencari yang terbaik bagi batinnya—<br />

Membunuh dirinya sendiri, O ,Yang Termasyhur luas?” 311<br />

Pada saat itu, Yang Mulia Godhika telah menggunakan pisau itu. 312<br />

Kemudian Sang Bhagavā, setelah memahami, “Ini adalah Māra si<br />

Jahat,” berkata kepadanya dalam syair:<br />

493. “Demikianlah sesungguhnya bagaimana yang teguh<br />

bertindak:<br />

Mereka tidak melekat pada kehidupan. <br />

Setelah mencabut keinginan hingga ke akarnya,<br />

Godhika telah mencapai Nibbāna akhir.”<br />

Kemudian Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu: “Marilah,<br />

Para bhikkhu, kita pergi ke Batu Hitam, di Lereng Isigili, di mana<br />

Godhika menggunakan pisaunya.”<br />

“Baik, Yang Mulia,” para bhikkhu itu menjawab. Kemudian Sang<br />

Bhagavā, bersama dengan sejumlah bhikkhu, pergi ke Batu Hitam, di<br />

Lereng Isigili. Dari jauh Sang Bhagavā melihat Yang Mulia Godhika<br />

terbaring di tempat tidur dengan bahunya terbalik. 313 [122]<br />

Pada saat itu, segumpal asap, pusaran kegelapan, sedang bergerak

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!