22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(524) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

604.<br />

memaksa agar tidak menganggap kedua kata sebagai apa adanya<br />

sebagai kata sifat dan kata benda yang bermakna tunggal, yaitu<br />

kebaikan pada kehidupan mendatang.<br />

Spk melanjutkan dengan kisah latar belakang: Segera setelah<br />

yakkha itu selesai mengucapkan syair ini, matahari terbit dan<br />

raja manusia datang membawa pangeran sebagai korban persembahan.<br />

Mereka menyerahkan bayi itu kepada yakkha tersebut,<br />

yang mempersembahkannya kepada Sang Buddha. Sang Guru<br />

mengucapkan beberapa syair pemberkahan kepada anak itu dan<br />

mengembalikannya kepada raja manusia. Ketika pangeran itu<br />

menginjak dewasa, ia dikenal dengan nama Hatthaka Aḷavaka,<br />

karena ia diserahkan dari satu tangan (hattha) ke tangan lain.<br />

Ia mencapai tingkat Yang-tidak-kembali dan menjadi salah satu<br />

siswa awam Sang Buddha yang terbaik, pemimpin dari mereka<br />

yang mencapai melalui empat landasan kedermawanan<br />

(saṅgahavatthu; baca AN I 26, 7-9). Sang Buddha menjadikannya<br />

teladan bagi para umat awam laki-laki dalam 17:23 dan memuji<br />

moralitasnya dalam AN IV 217-20.<br />

11. Sakkasaṃyutta<br />

605. Teks biasanya menggambarkan para Deva Tāvatiṃsa dan para<br />

asura selalu terlibat dalam perselisihan berkepanjangan, para<br />

deva mewakili kekuatan terang, kedamaian, dan keharmonisan,<br />

dan para asura atau para “Raksasa iri-hati” mewakili kekuatan<br />

kekejaman, konflik, dan pertikaian; baca juga 35:248.<br />

Spk menjelaskan bahwa para deva dilindungi oleh lima baris<br />

pertahanan: nāga, supaṇṇa (n. 397), kumbhaṇḍa (sejenis peri),<br />

yakkha, dan Empat Raja Dewa, para deva penghuni surga alamindria<br />

terendah. Ketika para asura menembus lima barisan ini,<br />

Empat Raja Dewa memberitahu Sakka, yang menaiki keretanya<br />

dan kemudian pergi sendiri ke peperangan atau mengutus salah<br />

satu dari putra-putranya untuk memimpin para deva dalam pertempuran.<br />

Pada kesempatan ini, ia ingin mengutus putranya Suvira.<br />

606. Spk: Disertai para pengikutnya, para bidadari, ia memasuki jalan<br />

raya emas enam puluh yojana lebarnya dan berjalan di dalam<br />

Hutan Nandana bermain (permainan) perbintangan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!