22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

(538) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

(tuṇhībhūtā samañcarā): Bahkan walaupun mereka membicarakan<br />

Dhamma dengan suara sekeras halilintar sepanjang tiga jaga<br />

pada malam hari, mereka tetap dikatakan “memelihara keheningan,<br />

bahkan ketika berpergian”. Mengapa demikian? Karena<br />

mereka menghindari percakapan yang tidak berguna.<br />

658. Spk: Ia adalah kurcaci berkulit tunggul terbakar dan berperut<br />

kendi. Ia duduk di atas singgasana batu kuning Sakka<br />

(paṇḍukambalasilā; baca Dhp-a I 273, 9-12; BL 1:320). Dikatakan<br />

bahwa ia sebenarnya adalah brahma dari alam berbentuk. Mendengar<br />

tentang kesabaran Sakka, ia datang untuk mengujinya;<br />

karena mustahil bagi makhluk jahat (avaruddhaka-yakkha) dapat<br />

memasuki suatu tempat yang dijaga ketat.<br />

659. Spk: Sakka mendengar dari para deva: “adalah tidak mungkin<br />

bahwa yakkha itu pergi dengan cara kasar, namun jika seseorang<br />

menggunakan cara halus dan teguh dalam kesabaran, maka ia<br />

dapat mengusirnya.” Demikianlah ia menggunakan strategi itu.<br />

660. Spk menyebutkan bahwa su, dalam pāda a, adalah sekedar<br />

ketidakmunduran (nipātamattaṃ), dan dengan demikian, kami<br />

mengartikan kata majemuk: su upahatacitto ‘mhi. Spk-pṭ: Sakka<br />

mengatakan sifatnya sendiri sebagai berikut, “Karena dalam diriku<br />

terdapat kesabaran, cinta, dan simpati, aku tidak menderita<br />

dalam batin karena orang lain.”<br />

Pāda b tevaca dalam be dan Se sebagai nāvattena suvānayo (Ee1:<br />

navāṭṭena suvānayo; Ee2: n’ āvaṭṭe na suvānayo). Spk: Ia berkata:<br />

“Aku tidak mudah terseret oleh pusaran kemarahan; aku tidak<br />

mudah dikuasai oleh kemarahan.” Pāda cd menyinggung hingga<br />

sumpah ketujuh Sakka (baca 11:11). Spk menjelaskan bahwa vo<br />

dalam pāda c adalah suatu ketidakmunduran. Suvānayo juga terdapat<br />

pada v. 507b, di mana nafsu (raga) dan bukannya kemarahan<br />

yang membujuk.<br />

661. Saya bersama dengan Be dan Ee1 & 2 membaca pāda ab:<br />

Kuddhāhaṃ na pharusaṃ brūmi/Na ca dhamāni kittaye. Se menghilangkan<br />

na dalam pāda a, jelas karena alasan irama, tetapi<br />

irama dapat dipertahankan dengan na jika kita memanfaatkan<br />

suku kata keempat. Spk maupun Spk-pṭ tidak membantu dalam

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!