22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

7. Brāhmaṇasaṃyutta: Catatan Kaki (483)<br />

sama dengan syair ini terdapat pada Nett 24 dan Pet 17, tetapi<br />

dengan pāda a tertulis āsā pihā ca abhinandanā ca.<br />

478. Dalam pāda a, saya bersama dengan Be, Se, da Ee2 membaca<br />

asito, bukannya apiho “tanpa keirihatian” dalam Ee1. Spk menganggap<br />

“penglihatan-Ku yang murni atas segala sesuatu” sebagai<br />

perumpamaan terhadap pengetahuan Kemahatahuan. Dalam<br />

pāda c, Spk mengemas sivaṃ dengan seṭṭhaṃ, dan sambodhim<br />

anuttaraṃ dengan arahatta.<br />

479. “Peminta-minta” adalah terjemahan dari kata bhikkhaka, yang<br />

tentu saja berhubungan dengan bhikkhu, bhikkhu Buddhis yang<br />

telah ditahbiskan sepenuhnya.<br />

480. Ee1 bhikkhavo dalam pāda b harus diperbaiki menjadi bhikkhate.<br />

Spk menjelaskan vissaṃ dhammaṃ dalam pāda berikutnya sebagai<br />

duggandhaṃ akusaladhammaṃ, “bau busuk kondisi jahat”<br />

mengasumsikan bahwa vissa < Skt visra, daging kasar. Spk-pṭ menambahkan:<br />

“menghasilkan bau busuk, karena itu disebut vissa,<br />

yaitu bau menjijikkan” (virūpaṃ gandhaṃ pasavatī ti visso duggandho).<br />

Dhp-a III 393,2 (mengomentari syair pada Dhp 266) mengatakan:<br />

“Vissa adalah ajaran yang tidak adil (visamaṃ dhammaṃ);<br />

atau dengan kata lain, bau busuk dari perbuatan jasmani, dan<br />

sebagainya (vissagandhaṃ vā kāyakammādikaṃ dhammaṃ), yang<br />

setelah menjalaninya, seseorang tidak lagi disebut seorang bhikkhu.”<br />

Akan tetapi, seperti yang ditunjukkan oleh Brough, istilah<br />

asli dalam Bahasa Pāli mungkin diturunkan dari Veda vesman,<br />

domestik (Gandhāri Dharmapada, pp. 191-192, n. atas 67). Vesma<br />

dalam Pāli pada Ja V 84,17. Uv 32:18, syair yang sama dalam Skt,<br />

menuliskan vesmāṃ dharmaṃ.<br />

Dalam syair berikutnya, dalam pāda b, saya bersama dengan Se<br />

dan SS membaca brahmacariyavā, bukannya brahmacariyaṃ dalam<br />

edisi lainnya. Yang terakhir sepertinya tidak sesuai secara<br />

sintaksis, karena bukan merupakan subjek atau objek dari kata<br />

kerja. Karena di sini, Sang Buddha mendefinisikan seorang bhikkhu<br />

sebagai seorang yang telah terusir baik dalam hal kebaikan<br />

maupun kejahatan (puññañ ca pāpañ ca bāhitvā), ini berarti Beliau<br />

menyamakan seorang bhikkhu sejati hanya dengan Arahanta.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!