22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

3. Kosalasaṃyutta: Catatan Kaki (421)<br />

masuk akal: “Yang baik, bersama dengan yang baik, menyatakan:<br />

‘Dhamma orang-orang baik tidak lapuk.’ Dhamma orangorang<br />

baik adalah Nibbāna; karena tidak rusak, , mereka menyebutnya<br />

tanpa-penuaan, tanpa-kematian.” Syair ini = Dhp 151,<br />

yang mana Dhp-a III 123,2-5 mengomentari: “Sembilan Dhamma<br />

orang-orang baik—dari Para Buddha, dan lain-lain—tidak lapuk,<br />

tidak mengalami kehancuran. Karena itu, orang-orang baik—Para<br />

Buddha, dan lain-lain—mengumumkan ini, menyatakannya, bersama<br />

orang-orang baik, bersama orang-orang bijaksana.” Sembilan<br />

Dhamma Lokuttara adalah empat jalan, empat buah dan<br />

Nibbāna. Brough memperdebatkan bahwa sabbhi di sini harus<br />

dipahami mengandung makna datif, dan ia menunjukkan bahwa<br />

“ajaran tidak usang ‘karena orang-orang baik mengajarkannya<br />

kepada orang-orang baik lainnya’, murid-murid, dan penerus<br />

mereka.” (p. 228, n. 160). Saya tidak berpendapat bahwa interpretasi<br />

ini cukup meyakinkan, karena Dhamma-sebagai-ajaran<br />

pasti mengalami kelapukan, dan hanya Dhamma Lokuttara yang<br />

tetap kebal terhadap penuaan dan kematian.<br />

208. “Pembuat-akhir” ( antaka), dalam pāda a, adalah personifikasi<br />

dari kematian; di tempat lain (yaitu pada v. 448), kata itu merujuk<br />

pada Māra.<br />

209. Spk menetapkan pacchāsaṃ, dalam pāda c, menjadi pacchā tesaṃ.<br />

Saṃ berasal dari Esaṃ, bentuk jamak genitif kata ganti orang ke<br />

tiga, baca Geiger, Pāli Grammar, §108. Dalam pāda f, hissa = hi ssa <<br />

Skt hi sma. Baca EV I, nn. Atas 225, 705.<br />

210. Be: aṭṭakaraṇa; Se dan Ee1 & 2: atthakaraṇa. Baca CPD, s.v. aṭṭa,<br />

untuk hipotesa sehubungan dengan turunan tersebut. Spk-pṭ<br />

menjelaskan aṭṭakaraṇa sebagai vinicchayaṭṭhāna, suatu tempat<br />

untuk mengambil keputusan (sehubungan dengan persoalan<br />

hukum).<br />

211. Spk: Suatu hari, ketika raja sedang duduk di aula pengadilan,<br />

ia melihat menterinya menerima suap dan memutuskan kasus<br />

dengan memenangkan penyuapnya. Ia berpikir, “Jika mereka<br />

melakukan hal-hal seperti ini di depanku, sang penguasa, apa<br />

yang tidak mungkin mereka lakukan di belakangku? Sekarang

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!