22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(204) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

Kemudian Sang Bhagavā, setelah memahami makna dari peristiwa<br />

ini, pada kesempatan itu mengucapkan syair ini: <br />

488. “Bagaimana mungkin seseorang condong pada kenikmatan<br />

indria<br />

Baginya yang telah melihat sumber dari mana penderitaan<br />

muncul?<br />

Setelah mengetahui perolehan sebagai suatu ikatan di dunia<br />

ini,<br />

Seseorang harus berlatih melenyapkannya.” [119]<br />

22 (2) Samiddhi<br />

Pada suatu ketika, Sang Bhagavā sedang berdiam di antara suku Sakya,<br />

di Silāvatī. Pada saat itu, Yang Mulia Samiddhi sedang berdiam tidak<br />

jauh dari Sang Bhagavā—tekun, rajin, dan teguh. 305 Kemudian, ketika<br />

Yang Mulia Samiddhi sendirian dalam keheningan, suatu perenungan<br />

muncul dalam pikirannya sebagai berikut: “Sungguh suatu keuntungan<br />

bagiku, sungguh menguntungkan bagiku, bahwa guruku adalah Sang<br />

Arahanta, Yang telah mencapai Penerangan Sempurna! Sungguh suatu<br />

keuntungan bagiku, sungguh menguntungkan bagiku, bahwa aku telah<br />

meninggalkan keduniawian dalam Dhamma dan Disiplin! Sungguh<br />

suatu keuntungan bagiku, sungguh menguntungkan bagiku, bahwa<br />

teman-temanku dalam kehidupan suci ini begitu bermoral, bersikap<br />

baik!”<br />

Kemudian Māra si Jahat, setelah mengetahui perenungan dalam<br />

pikiran Yang Mulia Samiddhi dengan pikirannya sendiri, mendekatinya,<br />

dan tidak jauh darinya, mengeluarkan suara keras, menakutkan dan<br />

mengerikan, seolah-olah bumi terbelah. 306<br />

Kemudian Yang Mulia Samiddhi mendekati Sang Bhagavā, memberi<br />

hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan melaporkan apa yang<br />

terjadi. [Sang Bhagavā berkata:] “Itu bukan bumi terbelah, Samiddhi. Itu<br />

adalah Māra si Jahat, yang datang untuk mengacaukanmu. Kembalilah,<br />

Samiddhi, dan berdiamlah dengan tekun, rajin, dan teguh.”<br />

“Baik, Yang Mulia,” Yang Mulia Samiddhi menjawab. [120] Kemudian<br />

ia bangkit dari duduknya, memberi hormat kepada Sang Bhagavā, dan<br />

dengan Beliau di sisi kanannya, ia pergi dari sana.<br />

Untuk ke dua kalinya, ketika Yang Mulia Samiddhi sendirian dalam

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!