22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(230) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

Ini adalah apa yang dikatakan oleh Brahmā Sahampati. Setelah<br />

mengatakan ini, ia lebih jauh lagi mengucapkan syair berikut: <br />

562. “Para Buddha di masa lampau,<br />

Para Buddha di masa depan,<br />

Dan Ia yang menjadi Buddha masa kini,<br />

Melenyapkan kesedihan banyak orang—<br />

563. “Semuanya telah berdiam, akan berdiam, dan berdiam,<br />

Secara mendalam menghormati Dhamma sejati:<br />

Bagi Para Buddha<br />

Ini adalah hukum alam.<br />

564. “Oleh karena itu, seseorang yang menginginkan<br />

kebaikannya sendiri,<br />

Menginginkan kemajuan spiritual,<br />

Harus secara mendalam menghormati Dhamma sejati,<br />

Merenungkan Ajaran Sang Buddha.” 375<br />

3 (3) Brahmadeva<br />

Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika, Sang Bhagavā sedang<br />

berdiam di Sāvatthī, di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Pada saat<br />

itu, seorang brahmana perempuan memiliki seorang putra bernama<br />

Brahmadeva yang telah meninggalkan kehidupan rumah tangga<br />

dan menjalani kehidupan tanpa rumah di bawah Sang Bhagavā.<br />

Kemudian, berdiam sendirian, tidak berkomunikasi dengan<br />

orang lain, tekun, rajin, dan teguh, Yang Mulia Brahmadeva, dengan<br />

menembus oleh dirinya sendiri dengan pengetahuan langsung, dalam<br />

kehidupan ini juga dan berdiam dalam tujuan yang tanpa bandingnya<br />

dari kehidupan suci yang dicari oleh seorang baik yang meninggalkan<br />

kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Ia<br />

secara langsung mengetahui: “Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan<br />

suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada<br />

lagi yang harus dilakukan oleh kondisi makhluk ini.” Dan Yang Mulia<br />

Brahmadeva menjadi salah satu dari para Arahanta. 376<br />

Kemudian, pagi harinya, Yang Mulia Brahmadeva merapikan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!