22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

10. Yakkhasaṃyutta: Catatan Kaki (515)<br />

han (keluhan), kepada siapakah kami memohon dan melaporkan<br />

hal ini (kassa mayaṃ ujjhāpayāma nijjhāpayāma ārocayāma)?”<br />

Pada pāda cd: “Ketika engkau menjalani Ajaran Sang Buddha,<br />

meninggalkan kehidupan rumah tangga, engkau bagaikan sesuatu<br />

benda yang diselamatkan dari rumah yang terbakar. Tetapi<br />

sekarang engkau ingin dibakar lagi dalam kehidupan rumah<br />

tangga, yang merupakan lautan api.” Menurut Spk, keterlibatan<br />

yakkha itu terbukti efektif. Setelah mendengarkan ibunya,<br />

Sānu meninggalkan gagasannya untuk lepas jubah, menerima<br />

penahbisan yang lebih tinggi, menguasai Ajaran Sang Buddha,<br />

dan segera mencapai Kearahatan. Ia menjadi seorang pembabar<br />

besar yang hidup hingga usia 120.<br />

579. Spk: Ia menggendong putranya Piyaṅkara di pinggulnya dan se-<br />

dang mencari makanan di belakang Hutan Jeta ketika ia mendengar<br />

suara merdu dari hafalan bhikkhu itu. Suara itu mengalir<br />

langsung ke hatinya, dan menusuk, ia berdiri di sana mendengarkan<br />

Dhamma, minatnya terhadap makanan lenyap. Tetapi<br />

putranya masih terlalu muda untuk memahami hafalan itu dan<br />

terus-menerus mengeluhkan rasa laparnya kepada ibunya.<br />

580. Spk: Ia menggendong putrinya di pinggulnya dan menuntun<br />

putranya dengan memegang tangannya. Ketika ia mendengar<br />

Dhamma, ia berdiri tegak, namun anak-anaknya merengek meminta<br />

makan.<br />

581. Spk menjelaskan bahwa pāṇinaṃ dalam pāda d dapat dipahami<br />

sebagai jamak atau tunggal yang mewakili jamak (=pāṇine):<br />

Pāṇinan ti yathā pāṇinaṃ dukkhā moceti. Ke mocetī ti? Pāṇine ti<br />

āharitvā vattabbaṃ.<br />

582. Saya mengikuti saran VĀT bahwa pāda d seharusnya dibaca: yaṃ<br />

dhammaṃ abhisambudhā, menganggap kata kerja sebagai akar<br />

kata kerja dasar (baca Geiger, Pāli Grammar, §159,161.1). Be dan<br />

Ee2 membaca abhisambudhaṃ, Se dan Ee1 abhisambuddhaṃ, akusatif<br />

bentuk lampau yang sepertinya secara sintaksis tidak pada<br />

tempatnya. Bentuk akusatif yaṃ dhammaṃ memerlukan bentuk<br />

kata kerja aktif transitif, namun solusi yang diberikan oleh Spk<br />

adalah mengubah bentuk pasif kata kerja akusatif menjadi ben-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!