22.11.2014 Views

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(316) 1. Buku dengan Syair (Sagāthāvagga)<br />

Yang Beliau—Sang Buddha—Yang Tercerahkan Sempurna,<br />

babarkan,<br />

Demi kebebasan dari usia-tua dan kematian,<br />

Jadi, tenanglah, Punabbasu!” 582 <br />

[Punabbasu:]<br />

833 “Ibu sayang, aku tidak berbicara;<br />

Uttarā ini juga diam,<br />

Memperhatikan hanya pada Dhamma,<br />

Karena mendengarkan Dhamma sejati adalah<br />

menyenangkan.<br />

Karena kita belum mengenal Dhamma sejati<br />

Kita hidup menderita, Ibu.<br />

834. “Beliau adalah pembuat cahaya<br />

Bagi para deva dan manusia yang kebingungan;<br />

Tercerahkan, membawa tubuh terakhir-Nya,<br />

Seseorang dengan Penglihatan mengajarkan Dhamma.”<br />

[Ibu Punabbasu:]<br />

835. “Baik sekali putraku telah menjadi begitu bijaksana,<br />

Ia yang kulahirkan dan kupelihara dari payudaraku.<br />

Putraku menyukai Dhamma murni<br />

Dari Yang Tercerahkan Sempurna.<br />

836. “Punabbasu, berbahagialah!<br />

Hari ini, akhirnya aku keluar. <br />

Dengarkan aku juga, O, Uttarā:<br />

Kebenaran mulia telah terlihat.” 583<br />

8 Sudatta<br />

Pada suatu ketika, Sang Bhagavā sedang berdiam di Rājagaha, di Hutan<br />

Dingin. Pada saat itu, perumah tangga Anāthapiṇḍika tiba di Rājagaha<br />

untuk suatu urusan. 584 Ia mendengar: “Seorang Buddha, dikatakan,<br />

telah muncul di dunia ini! Ia ingin pergi dan menjumpai Sang Bhagavā<br />

segera, [211] namun ia berpikir: “Sekarang bukanlah waktu yang tepat

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!